Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Jessica dan Dua Kisah Pembunuhan

23 Oktober 2016   23:11 Diperbarui: 24 Oktober 2016   11:26 5644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jessica Kumala Wongso (Tribunnew.com)

Setelah melalui serangkaian persidangan yang melelahkan, Juri menyatakan  Donté Drumm bersalah telah melakukan kejahatan itu, dan Hakim Vivian Grate pun menjatuhkan hukuman sesuai dengan tuntutan Jaksa Paul Koffe: hukuman mati (dengan cara disuntik).

Sembilan tahun kemudian, di saat hanya sehari lagi eksekusi hukuman mati terhadap Donté Drumm dilaksanakan, di sebuah gereja di Topeka, sebuah kota kecil di Kansas, 650 kilometer dari Sloane, seorang laki-laki berusia 44 tahun bernama Travis Boyette menemui Pendeta Keith Schroeder, untuk membuat sebuah pengakuan dosa yang sangat mengejutkan.

Dalam pengakuan dosanya itu dia mengatakan bahwa saat ini dia sedang menderita tumor otak (glioblastoma) stadium 4, yang tidak bisa disembuhkan, yang akan membuat dia tak lama lagi akan mati.

Sebelum mati, dia hendak mengaku kepada Pendeta Keith Schroeder bahwa 9 tahun lalu, di Sloane, dia telah menculik, memerkosa, dan membunuh seorang perempuan remaja bernama Nicole Yarber, dan menyembunyikan mayatnya dengan cara dikubur di sebuah tempat yang jauh  dan terpencil, yang sulit ditemukan.

Pada waktu itu, terang Travis Boyette, polisi telah menangkap orang yang salah, yang sama sekali tidak tahu apa-apa mengenai nasib Nicole Yarber.

Besok, pukul 6 sore, di Sloane, kata Travis Boyette, mereka akan menghukum mati orang tidak bersalah itu, Donté Drumm (setelah memenjarakannya selama 9 tahun).

Ketika Dana Schroeder, istri Keith, mencari informasi tentang Travis Boyette di internet, diketahuilah bahwa ternyata dia adalah seorang penjahat kambuhan, yang telah melakukan berbagai kejahatan, terutama kejahatan seksual di empat negara bagian.

Pendeta Keith Schroeder sangat terkejut atas pengakuan Travis Boyette itu, tugasnya sebagai pendeta mengharuskan bahwa pengakuan dosa seseorang tidak boleh diberitahu kepada orang lain. Tetapi, jika ia tidak memberitahu pihak berwenang di Sloane, berarti mereka akan mengeksekusi mati orang yang sama sekali tidak berdosa.

Akhirnya, Pendeta Keith Schoeder memutuskan ia harus menyelamatkan nyawa orang yang tidak bersalah itu (Donté Drumm), dengan cara membujuk Travis Boyette mau membuat pengakuannya di hadapan pihak-pihak berkompeten di Sloane. Meskipun untuk itu mereka harus menempuh perjalanan darat dengan mobil menempuh jalan yang berkelok-kelok dari Topeka ke Sloane sepanjang 950 kilometer.

Sementara itu unjuk rasa bernuansa SARA menuntut pembatalan hukuman mati terhadap Donté Drumm mulai pecah di Sloane yang dilakukan oleh penduduk kulit hitam, mulai terjadi pembakaran-pembakaran, kerusuhan rasial semakin membesar dan anarkis, sehingga akhirnya pasukan garda nasional pun terpaksa diturunkan untuk meredamnya.

Ketih Schroeder akhirnya berhasil mempertemukan Travis Boyette dengan Robbie Flak, eksekusi mati tinggal 4 jam lagi. Boyette mengakui semua perbuatannya terhadap Nicole Yaber kepada Flak, termasuk di mana mayat Nicole Yarber dikuburkan, pengakuan itu dibuat afidavitnya, dan direkam ke dalam kaset video.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun