Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Jessica dan Dua Kisah Pembunuhan

23 Oktober 2016   23:11 Diperbarui: 24 Oktober 2016   11:26 5644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jessica Kumala Wongso (Tribunnew.com)

“Kuberitahu rahasia, seperti hubungan klien dengan pengacaranya. Tak jadi soal dari siapapun kau dengar cerita tetap sama. ... Aku harus bunuh Linda, Mr. Vail. Dia pantas dapatkan itu. ... Tapi, memotong Pastor brengsek Rushman.. itu merupakan karya seni!”

“Jadi, tidak pernah ada Roy?” tanya Vail menahan amarahnya.

Aaron tertawa mengejek, “Astaga, Marty, jika itu yang kau pikirkan, aku sangat kecewa padamu.” Lalu ia mengedip matanya kepada Vail, dan berkata:  “Tidak pernah ada Aaron, Pengacara!”

Jadi, selama itu, yang ada adalah Roy yang jahat, yang berpura-pura menjadi Aaron.

Ternyata, Roy adalah sungguh-sungguh seorang pembunuh psikopat yang sangat cerdik, sehingga mampu memperdayai seorang pengacara sehebat Martin Vail, dan juga mengelabui Pengadilan Amerika Serikat.

Simak ending scenedari "Primal Fear" yang paling mengejutkan itu:

**

Demikianlah dua kisah pembunuhan dari novel yang berjudul “The Confession” dan dari film yang berjudul “Primal Fear”, yang saya bandingkan dengan kisah nyata kasus pembunuhan Mirna dengan terdakwa Jessica itu.

Apa pun putusan hakim terhadap Jessica, akan tetap bisa saja meninggalkan pertanyaan: Apakah putusan hakim itu sudah sungguh-sungguh sesuai dengan fakta sebenarnya?

Kalau putusan Hakim: Jessica bersalah, terbukti secara sah dan meyakinkan telah membunuh Mirna;  apakah Jessica benar-benar pembunuh itu, ataukah ia telah menjadi korban salah vonis seperti yang dialami Donté Drumm?

Kalau putusan hakim: Jessika tidak bersalah, oleh karena itu harus dibebaskan dari segala tuntutan hukum; apakah dia benar-benar tidak bersalah, ataukah dia ternyata sosok psikopat yang sangat cerdik bermain sandiwara seperti seperti Roy (Aaron Stampler), yang bahkan mampu memperdayai pengacaranya sendiri, dan Pengadilan? ******

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun