majas hidup dalam setetesnya---
kehidupan yang sederhana, namun penuh rahmat.
Aku meneguknya perlahan,
dan dunia terasa lunak,
seperti tanah basah usai hujan reda,
mengajarkan bahwa cukup adalah puisi terindah.
Senyum anak kecil melompat di mataku,
polos bagai matahari yang lupa awan,
gigi mungilnya menyanyi tanpa beban,
menggenggam angin dengan tangan kecilnya.
Lalu, ada keriput tua yang tersenyum diam,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!