Mohon tunggu...
Salmun Ndun
Salmun Ndun Mohon Tunggu... Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain

Membaca itu sehat dan menulis itu hebat. Membaca adalah menghela dunia masuki pikiran dan menulis adalah mengantar pikiran masuki dunia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Harapan Bertunas di Kebun Gizi Desa Helebeik

27 September 2025   08:34 Diperbarui: 27 September 2025   08:34 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input gambar: facebooknya Reoriky J. Lazarus,S.Pd

HARAPAN BERTUNAS DI KEBUN GIZI DESA HELEBEIK

*Salmun Ndun,S.Pd., Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain, Kab. Rote Ndao

Input gambar:  facebooknya Reoriky J. Lazarus,S.Pd
Input gambar:  facebooknya Reoriky J. Lazarus,S.Pd
Pentingnya Kebun Gizi Desa menjadi bagian yang tak dapat dipisahkan dari upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat, terutama dalam menjawab persoalan ketahanan pangan dan gizi keluarga. Kehadiran kebun gizi bukan hanya sekadar tempat bercocok tanam, tetapi juga menjadi simbol kemandirian desa, wadah edukasi, serta ruang kebersamaan yang menumbuhkan kesadaran akan pola hidup sehat.

Dari kebun gizi, masyarakat belajar bahwa makanan sehat sesungguhnya bisa tumbuh dari tanah sendiri, tanpa harus selalu bergantung pada pasokan dari luar. Inilah alasan mengapa kebun gizi desa layak ditempatkan sebagai salah satu motor penting dalam mewujudkan desa yang sehat, mandiri, dan berdaya.

Input gambar:  facebooknya Reoriky J. Lazarus,S.Pd
Input gambar:  facebooknya Reoriky J. Lazarus,S.Pd
Berbagai gebrakan inovasi terus dilakukan oleh pemerintah Desa Helebeik. Di bawah kepemimpinan Penjabat Kepala Desa, Bapak Reoriky J. Lazarus,S.Pd, Helebeik tampil sebagai desa yang dinamis dan progresif. Sebelumnya, desa ini telah dikenal melalui inisiatif menjadi desa pelopor pembangunan berbasis data digital, yang membuka akses masyarakat pada teknologi informasi dan memperluas jendela dunia.

Selain itu, geliat budaya kembali dihidupkan lewat Festival Budaya Desa, yang menjadi ajang melestarikan warisan leluhur sekaligus memperkuat identitas masyarakat. Kini, dengan menghadirkan Kebun Gizi Desa, Helebeik melangkah lebih maju tidak hanya membangun jati diri melalui budaya dan teknologi, tetapi juga memastikan kesehatan dan kesejahteraan warganya berakar kuat dari tanah sendiri.

Input gambar:  facebooknya Reoriky J. Lazarus,S.Pd
Input gambar:  facebooknya Reoriky J. Lazarus,S.Pd
Pemerintah Desa Helebeik juga membangun kemitraan dengan Yayasan TLM GMIT untuk memperkuat kolaborasi dalam pemberdayaan masyarakat sekaligus penanganan stunting melalui kebun gizi desa. Kehadiran kebun ini menjadi jawaban nyata atas kebutuhan pangan sehat bagi keluarga. Tujuan utamanya adalah memastikan setiap rumah tangga memiliki akses terhadap sumber nutrisi yang cukup dan beragam. Di dalam kebun gizi desa tumbuh berbagai tanaman holtikultura.

Selain itu, dalam kebun yang tampak sederhana ini, terjalin paduan antara pengelolaan manual dan sentuhan teknologi. Sistem irigasi tetes sederhana diterapkan untuk efisiensi air, sementara sebuah area khusus dimanfaatkan sebagai tempat pembibitan berbagai jenis tanaman hortikultura sebelum dipindahkan ke lahan utama. Hal ini menunjukkan bahwa kebun gizi Desa Helebeik tidak sekadar tradisional, tetapi juga adaptif terhadap inovasi.

Input gambar:  facebooknya Reoriky J. Lazarus,S.Pd
Input gambar:  facebooknya Reoriky J. Lazarus,S.Pd
Menariknya, pengelolaan kebun gizi ini melibatkan seluruh elemen masyarakat, dengan peran penting perempuan sebagai penjaga dapur sehat dan anak-anak sebagai generasi penerus yang belajar mencintai tanah serta hasilnya. Kebun gizi pun akhirnya hadir bukan hanya sebagai ladang pangan, melainkan juga ruang pendidikan, pemberdayaan, dan harapan baru bagi warga Desa Helebeik.

Melalui aktivitas kebun gizi desa ini, tumbuh kuat nilai sosial dan kebersamaan yang menjadi fondasi kehidupan masyarakat Helebeik. Kebun gizi tidak hanya hadir sebagai sumber pangan, tetapi juga sebagai ruang belajar nyata tentang gotong royong dan solidaritas. Setiap tahapannya mulai dari menanam, merawat, hingga memanen dilakukan bersama-sama oleh warga, sehingga terjalin rasa memiliki dan tanggung jawab kolektif terhadap hasil yang diperoleh.

Input gambar:  facebooknya Reoriky J. Lazarus,S.Pd
Input gambar:  facebooknya Reoriky J. Lazarus,S.Pd
Dari sana, mereka memperoleh pendidikan praktis tentang pentingnya hidup sehat, mencintai lingkungan, serta menghargai hasil kerja keras. Kebun gizi akhirnya menjadi lebih dari sekadar ladang pangan, melainkan wadah yang menumbuhkan ikatan sosial, meneguhkan semangat kebersamaan, dan menanamkan kesadaran bahwa kesejahteraan desa hanya dapat terwujud jika diupayakan bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun