Kadang, hidup memberi kita momen kecil yang terasa seperti hadiah dari langit. Tidak lama, tidak megah, tapi cukup untuk membuat hati berhenti sebentar dan mengingatkan bahwa kasih yang tulus tak pernah benar-benar hilang. Puisi ini kutulis setelah sebuah pertemuan yang tak terencana - pertemuan yang menenangkan, seolah waktu memberi izin untuk menutup lingkar rindu dengan doa.
Sebelum Waktu Pergi Lagi
Cendekia (Disisi)
Terima kasih, Tuhan
telah Kau sisipkan kembali satu detik yang tak kusangka,
di mana waktu berhenti sejenak
agar dua hati yang lama berpisah
masih bisa saling mengenal lewat senyum.
Ada cahaya yang jatuh pelan di wajah itu -
bukan sekadar bahagia,
tapi semacam tenang yang tak bisa dijelaskan,
seperti doa yang akhirnya menemukan jawabannya
setelah menunggu dalam diam yang panjang.
Tak banyak kata yang terucap,
namun udara sore menjadi saksi:
bahwa kasih, bila dijaga dengan doa,
tak pernah benar-benar pergi,
ia hanya bersembunyi di dalam rindu yang sabar.
Setahun lebih waktu berlalu,
namun hangat itu tetap tinggal,
menolak pudar di antara jarak.
Dan aku belajar lagi,
bahwa kenangan bisa menjadi ibadah
bila disertai syukur.
Jika Kau izinkan, Tuhan,
biarlah pertemuan singkat ini
menjadi janji kecil di buku langit:
bahwa pada waktu yang lebih baik,
kami akan bertemu kembali -
bukan karena kebetulan,
tapi karena kasih tak pernah putus arah.
Blambangan Umpu, 9 Oktober 2025
Waktu mungkin terus berjalan, tapi ada rasa yang memilih tetap tinggal - bukan untuk mengikat, melainkan untuk dikenang dengan tenang. Karena pada akhirnya, bukan lamanya pertemuan yang penting, melainkan makna yang tertinggal di antara senyum dan doa. Dan mungkin, di situlah kasih menemukan bentuk paling sucinya.
Mungkin kamu menyukai puisi-puisi berikut, boleh dibaca juga:
- Di Bawah Bulan yang Tak Bertanya
- Detik yang Menyimpan Wajahmu
- Sepasang Sepatu, Selembar Cinta yang Abadi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI