Waktu sudah tak lagi terhitung
Ribuan tahun dalam putaran kehidupan, dijalani Sang Ratu dengan tanpa keluh
Meski hanya dengan membawa setitik harapan di batas waktu
Bagai sehelai rambut dibelah menjadi tujuhKe mana lagi Sang Ratu harus mencari Sang Putra?
Yang menghilang bersama kecewa di hatinya?
Di utara tak ada, di timur tak ada, di selatan tak ada, di barat juga tak ada
Ke mana lagi ia harus mencarinya?
Tak jemu-jemu seperti memecah ombak
Segala upaya dilakukan Sang Ratu untuk menemukan putranya
Hingga ia harus menyeberangi lautan ke Yunan
Namun, yang dicari tetap jua tak ada di sana
Baca juga: Karena Aku Ada, Maka Engkau pun Ada
Sang Ratu kemudian merintih di kegelapan
Dengan derai air mata yang semakin lama semakin menderas
Tangisan darah pun menghiasi malam-malamnya yang semakin senyap
Ia benar-benar putih mata karena memandang
Menanggung rindu yang teramat sangat
****Tak tega melihat penderitaan yang memilukan itu
Sang Bayu pun membawa sajak-sajak kerinduan milik Sang Ratu
Menerbangkannya ke segenap ruang dan waktu
Dengan harapan sampai kepada yang dituju
Senyum Sang Ratu memang telah lama menghilang
Dunianya pun beku tanpa kehangatan
Apalagi saat dunia mengenang kejayaan dan kemuliaannya di masa silam
Yang membuatnya semakin terpuruk di dalam penyesalan
Dia memang dikenal sebagai Ratu Adil
Meski ia merasa tak adil bagi dirinya sendiri
Juga bagi putra mahkotanya yang telah menghilang
Setelah mendapat keadilan darinya
Yang menghilang bersama kecewa di hatinya?
Di utara tak ada, di timur tak ada, di selatan tak ada, di barat juga tak ada
Ke mana lagi ia harus mencarinya?
Segala upaya dilakukan Sang Ratu untuk menemukan putranya
Hingga ia harus menyeberangi lautan ke Yunan
Namun, yang dicari tetap jua tak ada di sana
Dengan derai air mata yang semakin lama semakin menderas
Tangisan darah pun menghiasi malam-malamnya yang semakin senyap
Ia benar-benar putih mata karena memandang
Menanggung rindu yang teramat sangat
Sang Bayu pun membawa sajak-sajak kerinduan milik Sang Ratu
Menerbangkannya ke segenap ruang dan waktu
Dengan harapan sampai kepada yang dituju
Dunianya pun beku tanpa kehangatan
Apalagi saat dunia mengenang kejayaan dan kemuliaannya di masa silam
Yang membuatnya semakin terpuruk di dalam penyesalan
Meski ia merasa tak adil bagi dirinya sendiri
Juga bagi putra mahkotanya yang telah menghilang
Setelah mendapat keadilan darinya
Dia memang dikenal sebagai Ratu Adil
Dunia pun mengakui
Tetapi, adilkah ia menurut Sang Maha Adil?
Apalagi ketika keadilannya menyisakan kepedihan di hati? Kesedihan Sang Ratu sepertinya memang tak akan pernah berakhir
Sesaat setelah hatinya teriris di puncak keadilannya sendiri
Kerinduan tak lagi sanggup menjaga hatinya
Kematian pun tak membuatnya usai dan terbebas dari keterikatan
Sang Ratu akhirnya memang harus kembali memutari siklus kehidupannya
Sepanjang kehidupan yang selalu dilewatinya dengan tangis
Mencari Sang Putra yang menghilang setelah memotong kakinya sendiri
Sebagai tanda kepatuhannya kepada hukum Sang Ratu Adil
Kepergian Sang Putra ternyata memang meninggalkan sesal yang begitu mendalam
Surga atau pun neraka menjadi tak lagi berarti bagi Sang Ratu
Hingga Sang Ratu akhirnya harus menembus alam hakikat
Alam antara ada dan tiada
Untuk menemukan putranya dan mengucapkan maaf yang tak pernah sempat dikatakannya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
Sesaat setelah hatinya teriris di puncak keadilannya sendiri
Kerinduan tak lagi sanggup menjaga hatinya
Kematian pun tak membuatnya usai dan terbebas dari keterikatan
Sepanjang kehidupan yang selalu dilewatinya dengan tangis
Mencari Sang Putra yang menghilang setelah memotong kakinya sendiri
Sebagai tanda kepatuhannya kepada hukum Sang Ratu Adil
Surga atau pun neraka menjadi tak lagi berarti bagi Sang Ratu
Hingga Sang Ratu akhirnya harus menembus alam hakikat
Alam antara ada dan tiada
Untuk menemukan putranya dan mengucapkan maaf yang tak pernah sempat dikatakannya