Mohon tunggu...
Christanto Panglaksana
Christanto Panglaksana Mohon Tunggu... Penulis

Warga pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Apakah Bloomberg Akan Tinggal Diam terhadap Kebijakan Purbaya?

3 Oktober 2025   15:59 Diperbarui: 9 Oktober 2025   09:44 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari jumlah itu, puluhan juta dolar diarahkan ke Indonesia melalui berbagai jalur, termasuk hibah ke lembaga riset, organisasi advokasi, hingga program kampanye publik. Lembaga seperti Vital Strategies, Campaign for Tobacco-Free Kids, hingga The Union aktif mengoperasikan agenda ini di tanah air.

Dana itu tidak sekadar berhenti di meja birokrat atau peneliti, tetapi dipakai untuk membangun narasi sistematis. Mulai dari riset yang menunjukkan beban ekonomi akibat rokok, kampanye kesehatan publik, hingga advokasi untuk regulasi yang lebih ketat. 

Tak jarang, hasil penelitian yang dibiayai donor ini kemudian dipakai sebagai dasar dalam menyusun kebijakan pemerintah, menciptakan lingkaran kebijakan yang sangat dipengaruhi oleh agenda global.

Dalam konteks Indonesia, pendekatan ini sangat strategis. Dengan populasi perokok terbesar ketiga di dunia, Indonesia adalah pasar penting yang harus ditekan oleh gerakan anti-rokok global. 

Bloomberg dan jaringannya sadar bahwa jika Indonesia berhasil dijadikan model sukses, negara lain di Asia Tenggara akan lebih mudah mengikuti. Inilah sebabnya mengapa Indonesia menjadi salah satu target prioritas mereka.

Namun, sikap Purbaya berpotensi mengguncang narasi itu. Dengan tidak serta-merta mengikuti pola kenaikan cukai tahunan, ia seakan menegaskan bahwa kebijakan fiskal Indonesia tidak bisa begitu saja ditentukan oleh agenda donor. 

Langkah ini jelas mengusik kepentingan besar yang sudah bertahun-tahun membangun ekosistem advokasi di Indonesia. Bloomberg mungkin tidak akan menyerang langsung, tetapi framing media internasional dan tekanan riset adalah senjata yang bisa terus mereka mainkan.

Tarikan Kepentingan: Petani, Buruh, dan Pasar Tembakau 

Di balik angka-angka besar tadi, ada jutaan rakyat kecil yang hidup dari industri tembakau. Data Kementan mencatat sekitar 500 ribu rumah tangga petani tembakau tersebar di Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga NTB. 

Sementara itu, pabrik rokok besar mempekerjakan ratusan ribu buruh, mayoritas perempuan. Di sektor distribusi dan perdagangan eceran, jutaan pedagang kecil bergantung pada rokok sebagai komoditas dengan perputaran cepat. 

Semua ini menunjukkan bahwa industri tembakau bukan sekadar soal cukai, tetapi soal mata pencaharian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun