Aku bergegas menghidupkan motor bebek ku. Ku panasin mesin motorku. Sekitar 10 menit perjalanan menuju ke tempat kami ketemu. Aku melihat dia sudah sampai terlebih dahulu. Aku pun cepat-cepat mematikan mesin motor dan memparkirkan didepan kedai kopi.
“Kamu sudah sampai”
“Saya barusan sampai 10 menit tadi bang”
“Pikirin abang kamu belum sampai”
“Bisa aja abang” Emmm…
Senangnya hati ku melihat dirimu. Seumpana rembulan, dikelilingi bintang-bintang berkilau indah. Aku pandang wajahmu, hatiku menjadi lembut, pikiran aku jernih. Dirimu seumpama ratu dalam hidupku.
“Duduklah dulu. Abang mau sarapan apa, mau minum apa, ntar biar adek yang pesanin” pintannya agar aku duduk di bangku yang telah tersedia didepanya ini.
Aku melihat disekelingku tempat kami sarapan juga ada beberapa warga yang asik-asik bercanda pada pagi buta ini.
“Abang pesan lontong, kopi susu dan air putih aja yah. Ada apa yang dek ngajak abang sarapan. Tumben Ya. ” tanyaku padanya.
“Kita sarapan dulu yang bang. Nanti kita ngobrol setelah sarapan” jawabnya dengan senyuman yang menawan. “Baiklah Adek. Kita selesaikan dulu sarapan”
Lontong sayur, kopi susu dan air putuh pun datang. Aku dan dia pagi itu sama-sama memesan lontong. Hanya saja dia minum teh hanggat. Aku menikmati sekali sarapan pagi itu. Apalagi sarapan pagi bersama pujaan hati. Lontong pun habis tak bersisa, hanya tinggal bekas kuah-kuah yang tak ku telan.