Mohon tunggu...
Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Mohon Tunggu... Apoteker - Pensiunan Pegawai Negeri Sipil

Lahir di Metro Lampung. Pendidikan terakhir, lulus Sarjana dan Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar dari Bunga Mawar (2)

13 September 2021   09:43 Diperbarui: 13 September 2021   09:47 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Surat Al An'aam ayat 61. Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat - malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat - malaikat Kami, dan malaikat - malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya.

Kasat mata, kita memang tampak sendirian; Tetapi sejatinya kita selalu bersama malaikat-malaikat sejak dilahirkan atau yang oleh leluhur tanah Jawa dikiaskan sebagai saudara - saudara gaib, yang diutus menyertai kemanapun kita berada, dan beraktivitas sebagaimana difirmankan dalam ayat-ayat tersebut.

Sudah barang tentu bagi orang - orang yang meyakini, dan yang lebih-lebih sudah mengenal akan saudara-saudara gaibnya. Kita harus yakin, kalau memang kita benar-benar beriman kepada malaikat - malaikat; Yang selalu menjaga, mengantar dan mengiringi kemanapun kita pergi, agar tidak terperangkap kedalam gemerlapnya dunia inderawi. 

Demikian pula agar saat Sang Suci atau Gaib kita kembali ke sisi Yang Maha Suci pada saatnya nanti, insya-Allah akan selalu dijaga, diantar dan diiringinya sehingga tidak keliru jalan atau tersesat menuju ke sisi Allah Swt. Tuhan Yang Maha Suci. Selanjutnya malaikat atau saudara gaib ini, kita posisikan sebagai penjaga, pengantar dan pengiring kita atas izin Allah Swt. Tuhan Yang Maha Kuasa.

Unsur keempat iman kepada kitab - kitab. Betapa Maha Pengasih dan Maha Penyayangnya Allah kepada kita, demi memelihara manusia tetap pada jati dirinya; Allah juga membekali manusia dengan pedoman hidup berupa Al Qur'an sebagai ayat yang tertulis, dan ayat yang tidak tertulis berupa jagad raya seisinya termasuk diri manusia, dan ini merupakan unsur ke empat sisi keimanan atau kepercayaan. Al Qur'an disampaikan dalam bahasa Arab, karena yang menerima wahyu Al Qur'an adalah Nabi Muhammad yang nota bene beliau adalah orang Arab. 

Jadi agar Al Qur'an atau perintah, dan petunjuk Allah dapat dimengerti oleh kaum Arab sudah barang tentu harus disampaikan dalam bahasa Arab. Surat Yusuf ayat 2. Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya. Surat Az Zukhruf  ayat 3. Sesungguhnya Kami menjadikan Al Quran dalam bahasa Arab supaya kamu memahami(nya).

Sedangkan kita yang diciptakan Allah Swt. sebagai orang Indonesia, tentunya akan lebih dapat memahami perintah dan petunjuk-Nya ( Al Qur'an ) dan ayat yang tidak tertulis, bila menggunakan bahasa Indonesia. Kemudian dikaji makna batiniyahnya melalui roso pangroso, agar dapat menemukan makna hakikinya dan yang selanjutnya kita wujud-nyatakan kedalam tingkah laku, perbuatan dan tutur kata kita sehari-hari. Karena Al Qur'an bukanlah syair, jadi tidak patut bila hanya dibaca, dihafalkan dan dilagukan belaka.

Surat Yaasiin ayat 69. Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya ( Muhammad ) dan bersyair itu tidaklah layak baginya. Al Qur'an  itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan.

Dengan memahami makna yang terkandung didalamnya, mudah-mudahan kita akan memiliki kebenaran hakiki, dan yang selanjutnya kita posisikan sebagai pedoman hidup. Sehingga setiap pendapat dari seseorang apapun predikat dan sebutannya, akan selalu diujikan terhadap kitab suci yang diimani sebelum diikuti. Alhasil kita akan menjadi manusia yang memiliki karakter kuat dalam bertindak, dan tidak akan terperangkap menjadi manusia pengekor belaka.

Maha Suci Allah dengan segala firman-Nya, yang telah menciptakan manusia sebagai mahluk paling sempurna diantara mahluk-mahluk ciptaan-Nya, dan yang selalu konsisten menjaga dan memelihara kesuciannya.

Unsur kelima iman kepada Nabi - Nabi. Sebagai penganut agama apapun agamanya, wajib mempercayai nabi - nabi, sejak Nabi Adam As. sampai dengan Nabi Muhammad SAW. dan inilah unsur kelima sisi iman. Karena hakekatnya Nabi adalah orang -- orang terpilih, yang diutus untuk menyampaikan perintah dan petunjuk Allah sekaligus pemberi peringatan, sesuai dengan zamannya. Maka kita hendaklah tidak hanya percaya kepada Nabi sesuai agama yang kita anut saja, tetapi kitapun wajib percaya akan kebenaran Nabi yang diteladani oleh orang yang berbeda agama.                                                                      

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun