Unsur kedua iman atau percaya kepada hari kemudian. Setelah meyakini bahwa kita adalah sebagian dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Allah Swt. Tuhan Yang Maha Suci, hendaklah kita meyakini bahwa Dia selalu ada dimanapun kita berada, dan mengetahui terhadap apa yang kita kerjakan.
Surat Al Mujaadilah ayat 7. Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.
Memahami akan hal ini, sama dengan mempercayai adanya hari kemudian yang merupakan unsur kedua dari sisi keimanan atau kepercayaan. Hari kemudian hakekatnya adalah merupakan waktu, dimana orang akan menerima reward dan punishment atas perbuatannya di atas dunia.
Benarkah? Benar dan pada saat itu, seseorang sudah tidak dapat menolak dan atau berkelit dari apa yang telah diputuskan Allah. Karena dalam Pengadilan Yang Maha Agung, saksi yang dihadirkan adalah diri kita sendiri.
Surat Yaasiin ayat 65. Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan. Surat Fushshilat ayat 21. Dan mereka berkata kepada kulit mereka: "Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?" Kulit mereka menjawab: "Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai (pula) berkata, dan Dia-lah yang menciptakan kamu pada kali pertama dan hanya kepada-Nya lah kamu dikembalikan."Â
Kalau demikian halnya, apa yang mau dibanggakan? Harta yang melimpah? Anak, istri dan jabatan? Kelompok dan golongan? Wadag yang berbulu lebat atau mulus? Pakaian jubah sorban/jilbab? Semuanya sudah tidak ada gunanya, dan yang semuanya itu akan ditinggalkan, saat kita kembali ke sisi Yang Maha Suci. Akan hal ini, kita harus yakin adanya kalau memang kita beriman kepada hari kemudian, sebagai unsur kedua dari iman lalu kita posisikan sebagai rambu -- rambu, dalam melakoni hidup dan kehidupan diatas dunia ini.
Unsur ketiga iman kepada malaikat - malaikat. Manusia hendaklah selalu berupaya menjaga kesuciannya, agar tidak tercemari oleh nafsu yang bersemayam dalam diri kita sendiri (ibarat duri mawar) yang berkiprah atas kendali iblis, setan dan sebangsanya.Â
Demi menjaga eksistensi kita sesuai konstitusionalnya, Allah mengutus malaikat - malaikat untuk menjaganya, agar manusia tidak terperangkap dalam gemerlapnya dunia inderawi. Betapa Maha Pengasih dan Penyayangnya Allah kepada kita sebagai utusan atau khalifah-Nya, di muka bumi ini bukan?
Surat Ath Thaariq ayat 4: tidak ada suatu jiwapun (diri) melainkan ada penjaganya.
Surat Ar Ra'd ayat 11. Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
Surat Qaaf ayat 21. Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang malaikat penggiring dan seorang malaikat penyaksi.