Mohon tunggu...
Baldus Sae
Baldus Sae Mohon Tunggu... Penulis - Dekonstruktionis Jalang

Pemuda kampung. Tutor FIlsafat di Superprof. Jurnalis dan Blogger. Eks Field Education Consultant Ruangguru. Alumnus Filsafat Unwira. Bisa dihubungi via E-mail baldussae94@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Maryam

25 Juni 2019   09:09 Diperbarui: 25 Juni 2019   11:54 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat malam Maryam. Adakah dingin malam kota ini merasuk tubuhmu?
Tidurlah Maryam. Angin malam kota ini memang sedang tidak berpihak pada tubuh-tubuh tanpa pelukan kekasih di malam hari.
Terlelaplah sesegera mungkin. Jangan paksakan tubuh kurusmu mengigil kedinginan.
Maryam, izinkan aku menitipkan rinduku pada bantal dan tidurmu malam ini.
Biar semesta tahu, ada yang tersiksa bukan karena dinginnya malam tapi takdir yang mempertemukan.


Penfui, 13 Mei 2019

Ket. : Diikutsertakan dalam lomba cipta puisi tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Sideris Indonesia. Dari 933 penyair yang terlibat, Alhamdulillah, Maryam masuk dalam kategori 70 terbaik dengan menenpati posisi ketiga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun