Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pada Sebuah Senja yang Marun

28 Februari 2021   19:09 Diperbarui: 28 Februari 2021   19:31 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Telah berguling matahari di atas kepala
Bagai garis lemparan bola
Jatuh ke barat, turun
Di suatu senja yang marun

Aku terdiam, bungkam
Mengingat mereka yang siang tadi di jalan
Perempuan kumal dan balita dalam dekapan
Mengharap iba belas kasihan

Sepanjang jalan pulang, masih kupikirkan
Ke manakah suami sang perempuan
Istri dan anaknya kelaparan
Begitu rupa, sedih nan muram

Mungkinkah ia janda yang ditinggal mati
Tanpa sanak keluarga mengerti
Jauh di rantau, tahun-tahun berganti
Serasa hidup, kejam menyakiti

Kutatap diri yang hidup penuh nikmat
Harta dan kebahagiaan sudah melekat
Bagai hidup di alam surga
Berseri jiwa dan raga

Yaa Rabb, hamba tengadah dan berdoa
Jadikanlah hamba termasuk golongan yang pandai bersyukur
Jadikanlah hamba dan siapa saja selalu tafakkur
Dunia ini, semuanya kelak akan lebur


Di suatu senja yang marun
Telah sampai kumandang magrib
Ajaklah kami bersujud dengan tertib
Menyejuk hati, sebuah gurun

____________

Edisi pengingat diri

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun