Ada yang menabung kehancuranDengan baliho besar di tepi jalanHidup yang tenteram salah ditafsirkan
Ada sang penipu dalam dirikuPekerjaannya dari waktu ke waktuMemaklumi burukku, membenarkan salahku
Hari baik bulan baikRahmat dan ampunan turun baik-baikTapi kenapa pula engkau tak baik
Aku sudah terlalu tua untuk beberapa perkaraMisalkan untuk menginterogasi lukaAtau sekadar untuk bilang tidak ke air mata
Setiap kali tersandung kegagalanDakwa hatimu dengan pertanyaanSeberapa dalam engkau mempercayai Tuhan
Bagaimana dua rakaat subuhmu tadiAkankah ia mencerahkan pagiAtau sekadar satu kesempatan pergi?
Entah terpaksa atau sukarelaTidaklah kita ke mana-manaSelain mendekat ke ujung fana
Kalau hendak kautangisi lukaTak apa, sebentar sajaTak kan malam selamanya
Tetapi mana mungkin bahagiaKepada diri sendiri berdustaHarta dan kuasa jadi berhala
Mari kita bekerjaDengan hati riang gembiraMungkin ini hari terakhir kita
Negeriku belakangan iniKekurangan orang-orang beraniTegak diri membela nurani
Tak satu pun boleh mendiktemuTerlebih algoritma yang merekammuKalau tak ingin berakhir di ujung kelu
Jangan kausangkal rasa sakit ituBiarkan ia menusuk yang paling dirimuMembenahi cara berpikirmu
Jangan kauanggap utang sebagai angin laluIa kelak akan memburu dan menjeratmuMenjadi sebab bagi pilu di akhirmu
Jangan kau pura-pura tidak tahuSakit, luka, dan lapar saudaramuAdalah ujian bagimu
Entah apa yang kutungguPada persimpangan siang dan sore ituHujan dan kemarau tak lagi di situ
Sunyi menggantung di waktu yang menyempitKesendirian menjadi obrolan yang sakitTak ada semut menghampiri kopi yang pahit
Adakah aku mesti ke huluUntuk memahami cintamuAtau aku telah keliru memahamimu?
Ada cinta yang tak aku pahamIalah cinta yang menagih balasanDan menaruh dendam pada kehilangan
Semestinya dapat kutahan waktuAgar tak menjadi musuh bagikuDengan tak putus berzikir kepadaMu