Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

1 Miliar

10 Agustus 2022   19:55 Diperbarui: 10 Agustus 2022   20:23 3283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tumpukan uang. Sumber: Tribun-Timur.com

Tak masalah.

Kemudian aku dipoles oleh Tim Mas Alil. Bagaimana aku berbicara, bagaimana cara berdebat, menjawab pertanyaan wartawan. Juga saat-saat berkampanye.

Tentu saja keluargaku juga ditatar.

Tentu saja teman-teman terdekatku diberi uang lelah.

Tentu saja aku dikelilingi Tim Pemenangan Pilkada. Semuanya orang-orang Mas Alil. Aku tinggal melaksanakan intruksi mereka.

***

Seperti sudah diduga, Mas Alil (atau nama lengkapnya Kahlil Widodo) menang telak. Ia meraup suara lebih dari 80 %.

Aku sendiri beberapa bulan kemudian pindah dari Kota Drimo. Menikmati hidup dari uang satu miliar itu.

Aku memang cuma tamatan SMA, pedagang gorengan. Yang dalam catatan Dinas Tata Kota, profesiku hanya memperburuk wajah kota.

Masuk kaum marjinal. Selalu masuk daftar bila ada program bantuan pemerintah. Sering menjadi pecundang. Mungkin juga menjadi inspirasi penyair-penyair norak.

Bodoh. 

Tapi tentang uang satu miliar, kurasa aku masih cukup pintar untuk menghitungnya.

***

Lebakwana, Agustus 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun