Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA

Bimantara:Dari nol belajar Menggali dari pengalaman pribadi yang menginspirasi untuk sesama:demah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Banjir: Siaga 1

11 Maret 2024   09:09 Diperbarui: 11 Maret 2024   09:12 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Banjir: Siaga 1

Langit mendung bagai tirai hitam,
Hujan turun tanpa henti, tiada henti.
Suara gemuruh air menggema di telinga,
Membawa rasa panik dan kecemasan.

Peringatan siaga 1 menggema di udara,
Menandakan bahaya yang semakin dekat.
Warga berhamburan keluar rumah,
Mencari tempat berlindung yang aman.

Anak-anak menangis ketakutan,
Orang tua berusaha menenangkan.
Barang-barang berharga diangkut ke tempat tinggi,
Berharap air takkan merenggut semuanya.

Jalanan berubah menjadi lautan,
Mobil dan motor terendam air.
Rumah-rumah terendam lumpur,
Menyisakan kerusakan dan kesedihan.

Banjir ini adalah pelajaran berharga,
Bahwa kita harus menjaga lingkungan.
Jangan membuang sampah sembarangan,
Dan jangan merusak alam.

Semoga banjir ini tak terulang lagi,
Dan kita semua dapat hidup dengan aman dan nyaman.
Marilah kita bersama-sama menjaga lingkungan,
Demi masa depan yang lebih baik.

Di balik duka dan kesedihan,
Tersimpan secercah harapan.
Kita yakin, bahwa kita bisa bangkit kembali,
Dan membangun kehidupan yang lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun