Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pekan Raya Masa Depan

6 Oktober 2025   20:20 Diperbarui: 6 Oktober 2025   20:17 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana dia tahu?

Dia menarik tanganku dari telingaku dan memeriksanya. "Kamu terluka?"

Suaranya manis, lebih lembut daripada suara dokter, dan tidak seheboh lingkungan sekitarku, yang untungnya sekarang sudah mulai tenang.

"Tidak." Aku mencoba berbicara, tetapi kata itu terdengar seperti suara batuk.

Ibu berdiri tegak dan menatapku. Ia berbalik, mengamati layar yang rusak, lalu berbalik lagi. "Apa yang terjadi dalam kasus ini?"

Nada bicaranya marah. Atau mungkin aku hanya membaca postur tubuhnya yang kaku dan otot-ototnya yang melingkar seperti biasa.

Untuk pertama kalinya dalam hidupku aku bisa mendengar, dan ia marah.

Ibu menggoyangkan tangannya seperti sedang mengeringkannya setelah mencuci, tetapi aku mengenali caranya untuk mencoba bersantai.

"Ibu punya firasat kamu akan datang ke sini."

Ia memelukku dan aku merasa aman. Terlindungi. Kebisingan di ruangan itu kembali terdengar.

Beberapa pria berwajah menyeramkan muncul. "Apakah ini dia?" tanya salah seorang. Ia tampak kejam dan tegas. Setelan bisnis abu-abu pucatnya tampak menempel di tubuhnya, seolah-olah itu adalah kulitnya, bukan pakaiannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun