Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pekan Raya Masa Depan

6 Oktober 2025   20:20 Diperbarui: 6 Oktober 2025   20:17 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hidungku terasa geli dan tenggorokanku tercekat. Aku mengangkat kacamataku sejenak untuk mengusap mataku dengan punggung tanganku.

"Keren, kan? Kami memprogramnya agar terdengar seperti cangkang keong yang menirukan lautan. Tentu saja, aku menyarankan agar terdengar seperti lautan."

Aku membaca kata-katanya dengan baik di kacamataku, tetapi yang kudengar adalah suara campur aduk, seperti dia mengucapkan satu kata yang sangat panjang.

Aku mengamati lingkungan paviliun, menghubungkan pemandangan dengan suara. Aku melihat sekaligus mendengar suara kaki yang terseret, kekacauan percakapan, desiran kipas langit-langit di atas.

Bagaimana orang memilah begitu banyak suara yang saling bertentangan?

Aku menatap dokter itu dan berkata, "Terima kasih."

Suara robotku mengulang kata-kata itu dan aku mendengar suaraku sendiri untuk pertama kalinya.

Dia mundur. "Tunggu. Kamu tuli?"

Aku menggelengkan kepala. "Tidak lagi."

Teror menodai wajahnya. Aku mengulurkan tangan untuk menjabat tangannya tetapi dia mundur ke etalase Earwave. Etalase itu jatuh dan pecah menjadi kepingan beling yang tak terhitung jumlahnya. Bunyinya menusuk telingaku dan aku tersentak.

Ibuku muncul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun