"Tidak, sayang. Pasang sabuk pengaman."
Perutku terasa mulas sepanjang perjalanan ke sana. Seseorang telah memperhatikan kami. Diperhatian itu buruk.
Ayah menggendongku ke dalam kantor polisi ketika kami tiba dan mendudukanku di kursi.
"Tetap di sini," katanya. "Ayah akan segera kembali. Ayah janji."
Seorang petugas membawa Ayah ke sebuah ruangan. Ayah pergi cukup lama. Aku melihat sekeliling. Tidak ada yang memperhatikanku, jadi aku berjingkat ke pintu yang tertutup dan menempelkan telingaku ke pintu itu.
"... tidak boleh tidur ... mobil ... pulang..."
"... bicara ... dia."
Pintu terbuka dan aku melompat mundur.
Seseorang menghela napas, "Kamu boleh berbicara dengan ayahmu."
Ayah melangkah keluar dan melihatku. "Santi, apa yang Ayah bilang?"
"Untuk tetap di tempat," gumamku, "tapi aku khawatir karena Ayah lama---"