Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Berburu Harta Karun

3 Oktober 2025   21:21 Diperbarui: 3 Oktober 2025   21:12 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

  "Tidak, sayang. Pasang sabuk pengaman."

Perutku terasa mulas sepanjang perjalanan ke sana. Seseorang telah memperhatikan kami. Diperhatian itu buruk.

Ayah menggendongku ke dalam kantor polisi ketika kami tiba dan mendudukanku di kursi.

"Tetap di sini," katanya. "Ayah akan segera kembali. Ayah janji."

Seorang petugas membawa Ayah ke sebuah ruangan. Ayah pergi cukup lama. Aku melihat sekeliling. Tidak ada yang memperhatikanku, jadi aku berjingkat ke pintu yang tertutup dan menempelkan telingaku ke pintu itu.

"... tidak boleh tidur ... mobil ... pulang..."

"... bicara ... dia."

Pintu terbuka dan aku melompat mundur.

Seseorang menghela napas, "Kamu boleh berbicara dengan ayahmu."

Ayah melangkah keluar dan melihatku. "Santi, apa yang Ayah bilang?"

"Untuk tetap di tempat," gumamku, "tapi aku khawatir karena Ayah lama---"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun