RUJAK CINGUR menjadi salah satu menu incaran ketika berkunjung ke Bangkalan. Rujak cingur versi Kabupaten di ujung barat Pulau Madura ini demikian berbeda, dibanding rujak cingur yang biasa saya makan.
Sebetulnya tak perlu jauh-jauh mencarinya. Beberapa kali saya menyantap makanan Jawa timur ini di Kota Bogor. Olahan aneka buah, sayur, cingur yang diaduk bersama bumbu khas ini bisa didapat di daerah Taman Cimanggu, dekat Taman Air Mancur, atau di Ciparigi.Â
Rujak Cingur yang beberapa kali saya nikmati itu merupakan olahan ala Malang.
Kendati sama-sama produk kuliner Jawa Timur, terdapat perbedaan rasa dan tampilan antara Rujak Cingur Bangkalan, Madura, dengan Rujak Cingur yang biasa saya makan di Kota Bogor.
Hanya sedikit perbedaan pada isi. Pada Rujak Cingur Malang ada tempe tahu goreng, sementara Rujak Cingur Bangkalan hanya ada tahu goreng.
Sayuran di Rujak Cingur Bangkalan minus daun matang. Adanya kecipir matang (jaat, dalam Bahasa Sunda). Isian kurang lebih sama. Lontong, buah, sayur matang, mentimun tempe dan atau tahu, cingur diaduk rata dengan bumbu khas.
Bumbu merupakan gerusan kacang tanah goreng, cabai, petis udang dan petis ikan, serta bahan lainnya.
Di sinilah letak perbedaan besar, yang mempengaruhi rasa dan tampilan Rujak Cingur Malang dibanding Rujak Cingur versi Bangkalan, yaitu komposisi petis udang dan petis ikan ikan
Racikan petis ikan lebih banyak daripada petis udang pada bumbu Rujak Cingur Bangkalan. Berbeda dengan Rujak Cingur Malang, campuran petis udang lebih banyak dibanding petis ikan.
Petis udang terasa manis dan berwarna hitam. Sedangkan petis ikan terasa gurih cenderung asin dan berwarna kecokelatan, sepintas tampak seperti gulali.