Maka ketika Ahli Bedah melamarnya, si gadis dengan tulus menjawab 'ya', dan dia menerima Ahli Bedah dengan sepenuh hati, dan menjadi istrinya.
Dan si gadis bahagia.
Dia sangat bahagia.
Mereka telah menikah selama setahun ketika suatu hari Ahli Bedah pulang ke rumah dari pekerjaannya dalam keadaan putus asa. Suasana hatinya gelap suram, wajahnya termenung murung.
"Ada apa, sayang?" Lalyta Lytani bertanya pada suaminya.
"Aku punya seorang pasien yang tidak dapat kubantu," keluhnya, "Seorang tukang kayu yang kehilangan lengan kirinya. Tanpa lengan kirinya, ia tidak mempunyai penghidupan, dan tidak dapat memberi makan keluarganya. Biasanya menjahit sebuah lengan baru adalah hal yang mudah saja. Namun sayang sekali! Aku tidak punya lengan lain untuk diberikan padanya."
Dia memandang Lalyta Lytani, istrinya, dan bertanya, "Sayangku, bisakah kamu memberikan lengan kirimu? Aku benci bertanya, tapi menyakitkan bagiku untuk menolak orang yang membutuhkan bantuanku."
Hati Lalyta Lytani sakit melihat suaminya sangat sedih, maka dia berkata, "Hanya itu saja? Kalau begitu, berikan dia lengan kiri milikku. Aku pasti bisa bertahan tanpanya."
Maka Sang Ahli Bedah memotong lengan kiri Lalyta, dengan hanya menyisakan sedikit luka. Dia menjahitkan lengan kiri istrinya pada tukang kayu yang sangat bersyukur sehingga dia membangun sebuah rumah megah yang bagus untuk ditinggali oleh Ahli Bedah dan istrinya.
Sungguh ini adalah pertukaran yang bagus untuk sebuah lengan, pikir Lalyta Lytani.
Apalah artinya sebuah lengan? Dia masih bisa memeluk pria yang dicintainya, meski dengan tubuh agak miring.