***
Asisten Wanita tersebut memeluk seikat lengan, meskipun dingin dan tidak bisa mbalas memeluk.
Belum.
***
Ahli Bedah dan Lalyta Lytani istrinya telah mendiami di rumah baru yang bagus itu selama enam bulan, ketika suatu hari Sang Ahli kembali ke rumah dalam keadaan basah kuyup dalam sengsara.
"Ada apa, sayang?" Lalyta Lytani bertanya.
"Aku punya pasien yang tidak dapat kubantu," keluhnya. "Seorang penambang yang kehilangan lengan kanannya. Tanpa lengan kanan, dia tidak punya mata pencaharian, dan tidak bisa memberi makan keluarganya. Biasanya akan mudah untuk menjahit lengan baru, tapi sayang sekali!"
"...Kamu tidak punya tangan untuk diberikan padanya," kata Lalyta Lytani. Anggota tubuh bayangannya yang hilang terasa nyeri.
Sang Ahli Bedah mengangguk lemah lesu, lalu menatap Lalyta Lytani dengan tatapan sayu wajah kuyu.
"Sayangku, bisakah kamu menyedekahkan tangan kananmu? Aku sungguh benci meminta, tapi rasanya menyakitkan bagiku untuk menolak orang yang memerlukan bantuanku."
Hati Lalyta Lytani menjadi sakit melihat suaminya tenggelam dalam duka, maka dia berkata, "Barang tua ini? Dia boleh memilikinya. Aku jarang menggunakannya."