Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Surat Cinta

18 September 2025   14:14 Diperbarui: 18 September 2025   14:02 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rey tersesat di hadapannya.

Saat senja, aroma dan asap kayu yang terbakar memenuhi udara. Rey berdiri dan membersihkan pasir dari celana jinsnya.

"Ayo bawa kerang ke tempatmu lalu pergi ke api unggun." Dia mengulurkan tangannya.

"Aku suka itu." Izzy berdiri dan mengaitkan jari-jarinya dengan jari Rey.

Mereka berjalan menyusuri pantai, membawa ember di tangan, menuju bau asap.

Setelah hari itu mereka tidak dapat dipisahkan. Akhir bulan Agustus telah tiba, dan Rey berdiri di teras depan pondoknya. "Aku benci mengucapkan selamat tinggal."

Air mata tumpah di pipi Izzy. "Aku akan merindukanmu."

Rey menutup jarak di antara mereka dan membelai wajah gadis itu, tatapannya tertuju pada bibirnya.

Seperti apa rasanya? Dia sangat ingin tahu sebelum mereka berpisah. Dia membungkuk.

Matanya melebar. Terdengar desahan kecil.

Rasanya lembut seperti strawberry.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun