Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dicari: Ksatria Berbaju Zirah

1 September 2025   08:08 Diperbarui: 31 Agustus 2025   23:36 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Dia menggelengkan kepalanya. "Selalu ada satu."

Lalu sepertinya dia merasa tidak enak karena dia menepuk pundak saya. "Kau sudah melakukan yang terbaik," katanya sambil berjalan ke ruang belakang.

Jujur saja, saya menganggapnya sebagai orang gunung yang gila pada saat itu. Tapi ketika naga itu datang, saya harus menelan ludah saya sendiri.

Bukan naga yang sangat besar, mungkin seukuran anak sapi. Saya menemukannya di hutan belakang, tergeletak di tempat yang terkena sinar matahari. Tanah di sekitarnya berwarna hitam karena abu. Tentu saya langsung pergi ke desa untuk memberitahu Kakek Kondolangit apa yang  saya lihat.

"Cacyng," katanya sambil menghela napas. "Tak salah lagi."

"Jadi, apa yang harus saya lakukan? Kelihatannya tidak seburuk itu."

"Dia akan membakar separuh wilayah pedesaan jika dibiarkan hidup. Kau harus memberinya makan, menjaganya tetap nyaman," katanya. Matanya yang suram terangkat untuk menatap mataku. "Perawan."

"Jangan..." Raut wajahnya yang keriput memotong protes saya. "Perawan?"

Dia mengangguk. "Perawan. Kau bisa mendapatkannya di Sekolah Katolik di kota Boboho."

Saya tidak bisa menahan tawa.

"Saya tidak menculik gadis-gadis untuk diberikan kepada naga, itu menggelikan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun