Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kasus Sang Harimau (Bab 3)

6 April 2022   21:00 Diperbarui: 6 April 2022   21:06 823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

Aku menatapnya. “Tapi mestinya nada. Saya mendapat surat darinya mengatakan dia ada di sini.”

Dia menggelengkan kepalanya. “Pasti ada kekeliruan, Pak.”

“Apakah ada bar hotel lain di Anyer?” tanyaku.

Danar mengernyitkan hidungnya. “Tidak ada. Yang lain sedang tutup untuk renovasi. Anda harus ke Cilegon untuk menemukan bar lain,” katanya, “tetapi kamar hotel di sana sudah tidak punya kamar sewaan, ada partai yang berkongres.”

Amarah tiba-tiba melandaku. Mengemudi hampir lima jam hari untuk menjawab surat dari David, hanya untuk menemukan bahwa dia tidak ada di sana. Persetan dengan David Raja, pikirku.

Aku memarkir pantatku di kursi. "Aneh. Seorang teman saya menulis kepada saya, meminta saya untuk bertemu dengannya di sini."

“Hal terbaik yang dapat Anda lakukan adalah minum, Pak,” saran Danar dengan simpatik.

“Anda benar,” aku menyetujui usulnya. “Saya minta bir.”

Setelah minum aku merasa lebih baik. Memesan sebotol lagi dan mengambil buku menu, tiba-tiba aku merasa lapar. “Bisakah saya memesan makanan?’

“Tentu, Pak,” kata Danar. Seoran gadis masuk dari belakang. “Ini putri saya, Kirana. Dia akan melayani pesanan Anda.”

Di luar, angin menderu tanpa henti. Kirana membungkuk untuk mengambil piringku yang telah kosong. Kaos atasannya yang ketat melingkari payudaranya yang kencang saat dia mencondongkan tubuh ke depan. Dia menatap mataku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun