Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Panduan Mengukur Risiko dalam Olahraga Beladiri

17 Agustus 2025   16:40 Diperbarui: 18 Agustus 2025   06:11 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fokus: Klasifikasi cedera berdasarkan tingkat keparahan (ringan, sedang, berat).
Kelebihan: Sederhana, mudah diterapkan di lapangan, cocok untuk laporan cedera turnamen.
Kekurangan: Tidak mempertimbangkan variabel risiko jangka panjang seperti durasi rehabilitasi, probabilitas cedera ulang, atau potensi kematian.
Perbedaan dengan skala kita: Skala kita lebih kuantitatif (0--10) dan multi-indikator, bukan sekadar kategori deskriptif.

2. ISS (Injury Severity Score)

Fokus: Menilai tingkat keparahan cedera berdasarkan area tubuh yang terkena, menggunakan Abbreviated Injury Scale (AIS).
Kelebihan: Sangat detail untuk kasus cedera individual, digunakan luas di rumah sakit trauma.
Kekurangan: Digunakan setelah cedera terjadi --- tidak cocok untuk prediksi risiko sebelum pertandingan.
Perbedaan dengan skala kita: Skala kita menggabungkan prediksi risiko sebelum kejadian berdasarkan data historis dan karakteristik cabang olahraga.

3. RIS (Risk Index Score)

Fokus: Menghitung indeks risiko dengan mengalikan probabilitas terjadinya cedera dengan tingkat keparahan cedera.
Kelebihan: Lebih kuantitatif dibanding FIMS, cocok untuk perbandingan antar-aktivitas.
Kekurangan: Umumnya tidak menambahkan faktor durasi rehabilitasi atau statistik kematian sebagai variabel tersendiri.
Perbedaan dengan skala kita: Skala kita adalah versi expanded RIS yang memasukkan lima indikator (kontak fisik, frekuensi cedera, potensi cedera serius, lama rehabilitasi, risiko kematian), sehingga hasilnya lebih komprehensif.

Kesimpulan Perbandingan

FIMS unggul dalam kemudahan penerapan di lapangan, tetapi kurang presisi untuk perbandingan antar-cabang olahraga.
ISS unggul dalam analisis medis pasca-trauma, tetapi tidak dirancang untuk prediksi.
RIS relatif mendekati konsep kita, namun masih belum mengintegrasikan semua variabel penting yang mempengaruhi persepsi dan realitas bahaya olahraga beladiri.

Keunggulan skala yang kita kembangkan adalah kemampuannya menggabungkan prediksi risiko dengan data empiris, mencakup aspek frekuensi, keparahan, pemulihan, dan fatalitas, sehingga bisa digunakan baik oleh atlet, pelatih, maupun pihak penyelenggara kompetisi untuk membuat keputusan keselamatan.

II. Analisis Risiko per Cabang Olahraga Beladiri

a. Judo

Profil Singkat:
Judo adalah seni beladiri asal Jepang yang menekankan teknik lemparan (nage-waza), kuncian sendi (kansetsu-waza), dan kuncian leher (shime-waza). Olahraga ini dipertandingkan secara global, termasuk di Olimpiade, dengan aturan yang mengurangi risiko serangan langsung seperti pukulan atau tendangan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun