Pengalaman mistik dan spiritual tidak dapat direduksi ke dalam hukum fisika semata.
Kesadaran manusia sendiri adalah fenomena yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan secara materialistik, sehingga membuka ruang bagi dimensi metafisis dan transendental.
Keberadaan Allah tidak bisa disempitkan hanya dalam ranah empiris, karena realitas memiliki lapisan yang lebih dalam dari sekadar aspek fisik.
Kritik ini menunjukkan bahwa filsafat yang menolak intervensi ilahi sering kali hanya terjebak dalam paradigma materialisme reduksionis, yang gagal menjelaskan:
Aspek metafisis realitas (seperti kesadaran, moralitas, dan tujuan hidup).
Fenomena spiritual yang dialami oleh banyak orang dalam berbagai tradisi keagamaan.
Ketidakmampuan materialisme untuk menjelaskan aspek transendental dalam pengalaman manusia.
Dengan demikian, intervensi Allah tidak hanya perlu dipahami dalam kerangka hukum fisika, tetapi juga dalam dimensi pengalaman spiritual dan makna yang lebih luas.
Menuju Pemahaman yang Lebih Komprehensif
Berdasarkan diskusi ini, kita dapat merumuskan pemahaman yang lebih komprehensif tentang intervensi Allah: