Kontradiksi dengan Konsep Wahyu
Jika Allah hanya sekadar pencipta yang pasif, maka muncul pertanyaan: mengapa ada wahyu?
Dalam tradisi agama samawi, wahyu merupakan bukti konkret bahwa Allah tidak meninggalkan makhluk-Nya, tetapi terus berinteraksi dalam bentuk petunjuk, peringatan, dan pengajaran.
Dalam Islam, wahyu kepada Nabi Muhammad bukan hanya berupa teks, tetapi juga proses dialogis, seperti dalam peristiwa Isra' Mi'raj, yang menunjukkan hubungan aktif Allah dengan hamba-Nya.
Kasus Maryam, Ibrahim, dan Muhammad sebagai Bukti Intervensi Allah
Maryam menerima bantuan langsung saat di mihrab. Jika Allah hanya sekadar pencipta pasif, bagaimana menjelaskan rezeki yang datang kepadanya tanpa sebab yang terlihat?
Ibrahim selamat dari api, yang menurut hukum alam seharusnya membakar tubuhnya. Ini menunjukkan bahwa Allah bukan sekadar pencipta hukum alam, tetapi juga bisa mengaturnya sesuai kehendak-Nya.
Muhammad menerima wahyu berulang kali, termasuk dalam situasi genting, seperti strategi perang dalam Perang Badar. Ini membantah gagasan bahwa Allah membiarkan dunia bekerja sendiri tanpa intervensi.
Hukum Alam Itu Dinamis, Bukan Deterministik
Deisme menganggap dunia bekerja seperti mesin otomatis yang ditinggalkan oleh pembuatnya.
Padahal, dalam konsep sunatullah, hukum alam bukanlah sesuatu yang statis. Allah tetap aktif dalam mengatur keteraturan semesta, termasuk dalam bentuk doa yang dikabulkan atau takdir yang berubah.