Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Penulis, Pemerhati hubungan internasional, sosial budaya, kuliner, travel, film dan olahraga

Pemerhati hubungan internasional, penulis buku Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. http://kompasiana.com/arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Obrolan Imajiner dengan Donald Trump

14 April 2025   06:45 Diperbarui: 14 April 2025   07:17 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ngobrol dengan Donald Trump, sumber gambar: dokpri dari Chatgpt

Saya pun segera menghampiri Donald Trump yang sedang menyeruput kopi hangat, sementara matanya tertuju pada lembaran-lembaran kertas yang saya intip mengenai kebijakan tarif impor.

"Selamat sore Mr. Presiden. Kenalkan saya Aris Heru Utomo dari Indonesia. Terima kasih sudah berkenan menerima saya untuk ngobrol sebentar," ujar saya memulai percakapan. O iya, untuk memudahkan, semua obrolan sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia.

Sambil tetap menatap lembaran-lembaran kertas, Trump menjawab "No Problem. Mau ngobrolin apa? Soal kebijakan tarif impor ya? Negaramu kena 32 persen tarif impor kan?"

"Benar sekali Mr. Presiden, isu kebijakan tarif impor AS lagi ramai sekarang ini, termasuk di negara kami, Indonesia," jawab saya

"Kalau boleh tau, apa alasan Mr. Presiden menerapkan kebijakan tarif baru ke hampir seluruh negara di dunia," tanya saya kemudian.

"Begini, kami menaikkan tarif impor untuk melindungi industri di dalam negeri, melindungi manufaktur Amerika. Produk tunggal harus membayar lebih agar buatan Amerika menang di pasar sendiri. Ini strategi yang luar biasa, yang terbaik, tidak ada yang melakukannya dengan lebih baik," jawab Trump sambil menatap kaos bergambar naga yang saya kenakan.

"Wah, Mr.  Presiden. Tapi gara-gara tarif Tuan, harga barang-barang dari Amerika naik ke seluruh Indonesia. Susah beli produk teknologi dan alat pertanian. Selain itu, Mr. Presiden bikin produk ekspor kami ke Amerika jadi lebih mahal. Banyak pelaku UMKM di Indonesia yang ekspornya turun," papar saya

Trump (mengangkat alis): "Apa saja yang kalian ekspor ke Amerika?"

"Banyak Mr. Presiden. Mulai dari tekstil, sepatu, furnitur, makanan olahan, sampai komponen elektronik. Kalau kena tarif tinggi, pembeli AS lebih memilih produk dari negara pesaing kami seperti Vietnam atau Meksiko," jelas saya

"Yah, itu namanya perdagangan yang adil. Kalau negara lain kasih tarif tinggi ke kami, ya kami balas dong. Itu baru adil, kan?," jawab Trump kalem

"Tetapi bagi kami, rakyat kecil, dampaknya langsung terasa. Petani susah membeli mesin. Pengusaha kecil juga kesulitan mengimpor bahan baku," saya mencoba menyanggah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun