Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.780 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 24-04-2024 dengan 2.172 highlight, 17 headline, dan 106.868 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sebuah Lorong yang Tak Lagi Terlewati

1 November 2020   13:00 Diperbarui: 1 November 2020   13:10 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Masih ingat ketika hari demi hari terbiasa melewati
Sebuah lorong indah penuh hiasan bunga
Di kanan kiri ada keindahan puspa
Semerbak mewangi memanjakan nurani

Lalu tetiba sebuah pembatas terpasang di hadapan
Tak lagi sembarang orang boleh datang
Terkejut oleh sebuah kenyataan
Pandemi ternyata menjadi alasan penghalang

Agar jalur dari keramaian kan terhindar
Tak semua insan berhak lagi berjalan di sana
Hanya mereka para penghuni di sekitar
Mendapat kesempatan menikmati asrinya lorong berbunga

Aku hanya bisa menahan diri dalam sepi
Tak lagi bisa menikmati indahnya pesona tak terperi
Menjadikannya hanya sebuah kenangan hati
Pada sebuah lorong yang tak lagi bisa terlewati

...
Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
1 November 2020

Artikel ke 1128
#BulanBahasa

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun