Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.780 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 24-04-2024 dengan 2.172 highlight, 17 headline, dan 106.868 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Tarian Kata Jelang Mentari Pagi

10 Mei 2020   06:00 Diperbarui: 10 Mei 2020   06:04 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rembulan telah lama menyurutkan sinarnya semalam yang sangat terang
Mereka bilang itu sinar matahari yang terpapar sepanjang siang
Namun apapun itu bukankah rembulan sangat indah terangnya saat gelap malam

Kemudian sepagi ini kicauan buring telah menyambut cerianya fajar
Lalu apa salahnya dengan nyanyian burung-burung di angkasa
Bila kata kalian anak-anak kecil pun menuliskannya
Bukankah sangat sederhana
Lalu kenapa jika aku pun yang menjadi pengajar anak-anak ikut merayakannya

Alam semesta bernyanyi dalam senandung indah kala malam berganti
Tarian kata pun mulai bergulir manis dari tatanan hati yang menaikkan syukur
Apakah itu juga sederhana
Lalu mengapa?

Aku ingin membuka telinga lebih lebar agar lebih peka mendengarkan
Membuka mata agar bisa lebih tajam menatap
Sehingga kala mentari menampakkan diri
Aku sedang melagukan aneka rasaku dalam untaian kata yang kubiarkan menari di sela-sela rerumputan yang terselimuti embun dingin

Aku selalu senang menyambut pagi
Karena bagiku ada harapan baru bagiku dan juga kamu
Jika mau jujur menyapa mentari
Bahwa hadirnya selalu membuat hayiku menari dalam untaian kata bagi jiwa-jiwa yang lara

...
Selamat pagi
..
Written by Ari budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
9 Mei 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun