Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.780 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 24-04-2024 dengan 2.172 highlight, 17 headline, dan 106.868 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ketika Mendung Mencekam

22 Maret 2020   20:28 Diperbarui: 22 Maret 2020   20:48 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terkadang kenangan itu membentang di ingatan
Membuka luka masa lalu dalam ketakutan akan datangnya hujan
Saat dinding rumah bergetar karena gemuruh guntur
Pun derasnya guyuran air mengelilingi rumah tinggal masa kecilku

Selalu cemas saat air mengalir deras
Dalam dekapan kecewanya cuaca yang membuat rasa mengeras
Kini semua ingatan terbawa sampai masa depan
Kala angkasa kembali diselimuti mendung tebal yang mencekam

Betapa bait-bait hati ingin mencipta larik puisi tentang hujan
Mengharap menjadi mantera pengusir hujan
Atau sekedar angin pengusir awan mendung

Sekelebat mendung lebat di angkasa gelap
Membawa ingatan mencekam di masa lalu
Semoga tidak seburuk di masa lalu
Semoga alam kembali bersahabat denganku
Menyibak kenangan indah saja di masa yang telah terlewati

#PuisiHatiAriBudiyanti
Written by Ari Budiyanti
22 Maret 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun