BPS Provinsi Bali, Rilis Berita Resmi Statistik (BRS) bulanan
Tingkat inflasi di Bali relatif stabil, mencerminkan terkendalinya harga barang dan jasa. Kondisi ini penting untuk menjaga daya beli masyarakat dan mendukung aktivitas ekonomi.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
BPS Provinsi Bali, Publikasi "Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Bali"
Angka pengangguran mengalami penurunan seiring dengan pulihnya sektor pariwisata. Hal ini menunjukkan terbukanya kembali lapangan kerja bagi masyarakat Bali.
Meskipun data menunjukkan pemulihan secara keseluruhan, muncul pertanyaan penting: apakah semua lapisan masyarakat merasakan manfaatnya? Ketergantungan pada pariwisata membuat sebagian besar penduduk yang tidak langsung terlibat dalam sektor ini mungkin belum sepenuhnya merasakan dampak positifnya. Tantangan ke depan adalah memastikan pertumbuhan ekonomi Bali lebih inklusif dan merata, sehingga tidak hanya terpusat di sektor pariwisata dan dinikmati oleh segelintir orang.
Dengan kata lain, Bali harus berupaya mengembangkan sektor-sektor ekonomi lain, seperti pertanian dan industri kreatif, untuk menciptakan ekonomi yang lebih beragam dan tahan banting.
Pada tahun 2023, sektor jasa akomodasi dan makanan-minuman menyumbang porsi terbesar, yaitu 26,92% dari PDRB. Tren ini terus berlanjut di tahun 2024. Hingga Triwulan III 2024, kontribusi sektor ini naik menjadi 22,08% dan terus menjadi motor penggerak utama. Kontribusi sektor-sektor pendukung lainnya, seperti perdagangan, transportasi, dan jasa lainnya, membuat ketergantungan ini semakin nyata. Secara keseluruhan, sektor-sektor ini menyumbang lebih dari separuh PDRB Bali.
Dominasi ini membuat Bali dikenal sebagai destinasi wisata kelas dunia. Namun, ketergantungan ini juga menyimpan kerentanan yang sangat nyata. Kita semua menyaksikan dampaknya saat pandemi COVID-19 menghantam. Ketika penerbangan dihentikan dan hotel-hotel kosong, perekonomian Bali seolah lumpuh total. Banyak warga yang kehilangan pekerjaan dan usaha, meninggalkan luka yang sangat dalam.
Pengalaman pahit ini menjadi pelajaran berharga. Pertanyaan besarnya: apakah Bali akan terus bertumpu pada satu kaki, ataukah sudah saatnya membangun pilar-pilar ekonomi baru? Pemerintah Provinsi Bali menyadari betul pentingnya diversifikasi. Kini, strategi konkret sedang dijalankan untuk memperkuat sektor-sektor lain agar tidak lagi bergantung sepenuhnya pada pariwisata.
Salah satu fokus utamanya adalah sektor pertanian. Bali sedang berupaya memodernisasi pertanian, beralih ke praktik-praktik yang lebih berkelanjutan seperti pertanian organik dan revitalisasi sistem subak. Tujuannya bukan hanya untuk ketahanan pangan, tetapi juga untuk meningkatkan nilai tambah produk-produk lokal. Meskipun kontribusinya saat ini masih relatif kecil, sektor industri pengolahan juga didorong untuk tumbuh, terutama yang berbasis kerajinan tangan, makanan olahan, dan tekstil. Industri ini diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru dan memperluas pasar di luar sektor pariwisata.