Mohon tunggu...
Ares Brilatin
Ares Brilatin Mohon Tunggu... Penjaga Mimpi

Tinggal di Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bali dalam Cermin: Mengapa Angka Saja Tak Cukup?

18 September 2025   10:52 Diperbarui: 18 September 2025   11:10 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Pemandangan Danau dan Gunung Batur, Bali. Sumber: dokumen pribadi 

Bali dalam Cermin: Mengapa Angka Saja Tak Cukup?

Ares Brilatin, M.Pd.

Membayangkan Bali adalah membayangkan narasi dari ukiran ombak yang membuai pantai, hamparan sawah hijau yang memeluk bukit, dan ritus budaya yang abadi. Namun, di balik narasi megah yang membius mata, berdenyutlah jantung ekonomi yang lebih bising, lebih keras, dan jauh lebih nyata. Ia bukan sekadar detak dari resor mewah dan restoran gemerlap, melainkan denyutan tak henti dari ribuan UMKM, napas para petani yang gigih merawat sawah, dan getar semangat para pekerja kreatif. Inilah kontras yang jarang kita tatap. Jurang antara Bali dalam cerita dan Bali dalam kenyataan merupakan sebuah pemandangan yang menunggu untuk digali.

Di antara riuhnya denyut kehidupan, di balik megahnya pura dan tenangnya sawah terasering, tersembunyi sebuah pertanyaan mendalam: seutuhnya, seperti apa wajah ekonomi Bali saat ini? Bukan sekadar angka yang melompat di grafik, bukan pula sekadar cerita tentang gemerlap pariwisata. Kita butuh cermin yang lebih jernih, yang mampu merefleksikan setiap sudut dan setiap napas dari denyut ekonomi Pulau Dewata.

Di sinilah Sensus Ekonomi 2026 (SE2026) hadir, bukan sebagai tugas birokrasi yang kaku, melainkan sebagai sebuah seruan untuk melihat lebih dalam. Ia bukan sekadar proyek pendataan biasa, melainkan momen kritis untuk memetakan realitas ekonomi Bali secara menyeluruh.

Data yang akan lahir dari sensus ini bukanlah sekumpulan angka mati, melainkan fondasi kokoh untuk merumuskan kebijakan yang lebih tepat sasaran, lebih inklusif, dan lebih berkelanjutan. Sensus ini akan menjadi cermin yang merefleksikan setiap sudut perekonomian Bali.

Selama ini, kita memang sudah memiliki petunjuk. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali telah menyajikan potongan-potongan puzzle melalui data pertumbuhan ekonomi, PDRB, dan ketenagakerjaan. Namun, akankah kita puas dengan potongan-potongan itu saja? Akankah kita membiarkan celah-celah informasi tetap kosong?

SE2026 adalah pembaruan besar yang kita butuhkan. Ia adalah kesempatan emas untuk melengkapi narasi, untuk merangkai kepingan-kepingan data menjadi sebuah potret utuh dan akurat tentang perekonomian Bali.

Maka, pertanyaan yang menggugah adalah: siapkah kita menyambut cermin ini dengan kejujuran? Maukah kita bersama-sama membangun gambaran yang sebenar-benarnya tentang masa depan ekonomi Bali, bukan hanya demi hari ini, tetapi juga untuk generasi yang akan datang?

Ekonomi Bali menunjukkan pemulihan signifikan setelah terpuruk akibat pandemi COVID-19. Pertumbuhan ekonomi, yang sebelumnya mengalami kontraksi tajam, kini kembali ke jalur positif. Pendorong utama pemulihan ini adalah sektor-sektor yang berkaitan langsung dengan pariwisata. Pemulihan ini menunjukkan Bali's economic engine is tourism.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun