Mohon tunggu...
Aprina Enzel Sihotang
Aprina Enzel Sihotang Mohon Tunggu... Mahasiswa

Tumpahkan rasa dalam bait, agar dunia menikmatinya dalam diam

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Rumah yang Sepi ( Bagian 1 )

13 Juli 2025   18:00 Diperbarui: 25 Juli 2025   13:23 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rumah yang Sepi

Karya : Aprina Enzel Sihotang

Langit masih kelabu ketika suara jam weker kecil berdenting pelan di sudut kamar. Jarum pendek baru menunjuk pukul lima pagi, namun Arka sudah membuka mata. Udara pagi menyusup melalui celah dinding papan rumah mereka yang rapuh. Dingin menusuk, tapi Arka tak mengeluh. Ia sudah terbiasa. Rumah itu memang tak pernah benar-benar hangat sejak ayahnya pergi.

Ia bangkit perlahan, menyibak selimut tipis yang sudah mulai robek di ujung. Sambil berjalan perlahan ke dapur, ia menengok kamar sebelah. Ibunya masih tidur, lebih tepatnya terbaring lemah di atas dipan reyot yang sudah ditopang batu bata. Napas ibunya terdengar berat, diselingi batuk kering yang tajam. Arka menggigit bibir, menahan rasa ingin menangis.

"Mas..." suara kecil memanggil dari kamar.

Arka menoleh dan melihat Dika berdiri di ambang pintu, memeluk boneka kelinci yang warnanya sudah memudar. Rambut adiknya masih acak-acakan, dan matanya masih menyisakan kantuk.

"Mas, kita makan apa pagi ini ?"

Arka menarik napas panjang, berusaha tetap tersenyum. Ia tahu, adiknya masih terlalu kecil untuk tahu bahwa lemari beras mereka sudah kosong sejak dua hari lalu.

"Masak telur, ya. Nanti mas gorengin dua, satu buat kamu, satu buat Ibu," jawabnya sambil mengelus kepala adiknya.

Di dapur, ia membuka lemari kecil tempat menyimpan bahan makanan. Tinggal dua butir telur dan sedikit garam. Ia segera merebus air, memanaskan wajan kecil, dan mulai memasak dengan cekatan. Sementara itu, Dika duduk di lantai, menggambar di sobekan kertas bekas.

Setelah makan, Arya menyuapi ibunya yang lemah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun