Mohon tunggu...
Annisa Maimunah
Annisa Maimunah Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis

Psikolog Klinis RS Nasional Diponegoro Undip Semarang; Psikolog Klinis Mitra Halodoc

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengeluh Ingin Bunuh Diri: Sungguhan atau Cari Perhatian?

10 September 2021   12:37 Diperbarui: 10 September 2021   13:19 792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

"Kalau lagi banyak masalah di kuliah, biasanya saya ga sadar sayat-sayat lengan saya, Bu. Kalau udah keluar darah banyak, rasanya legaaaa..."

"Lagi pandemi gini, pacar saya putusin saya. Padahal udah lama banget saya sama dia Bu. Cuma dia yang bisa ngertiin saya. ga bisa kemana-mana, ga bisa cerita ke siapa-siapa, akhirnya kalau down banget saya suka cutting (istilah yang sering digunakan untuk menyayat pergelangan tangan)"

"Saya ga tahan sama perlakuan suami saya ke saya mbak. Kalau dia udah mulai marah-marah padahal dia yang salah, lalu ke luar rumah, pasti ketemu sama cewek itu. Pikiran saya terus kemana-mana, rasanya pengen bawa mobil kenceng-kenceng trus tabrakin ke tembok, biar mati aja"

"Temen saya kalo pas ada masalah sama pacarnya pasti bilang mau bunuh diri. Pas ada masalah di kampus atau sama temen-temen, terus ngancam mau bunuh diri. Minta saya dateng kosnya. Tapi kayanya dia cuma minta ditemenin, Bu. 

Ngancemnya aja mau bunuh diri, padahal sebenernya ga berani. Kalo diladenin semakin menjadi. Saya harus tetep dateng ke kosnya kalau dia ngancem-ngancem lagi, atau didiemin aja sih Bu? Saya takutnya kalo ga diturutin dia bunuh diri beneran. Tapi kalo diturutin, dia semakin begitu."

Cerita seperti itu, dan banyak keluhan serupa beberapa kali muncul di ruang konsultasi psikologi saya. Berita buruknya, ternyata hal tersebut tidak hanya terjadi secara lokal, tetapi di seluruh dunia. Data WHO menunjukkan bahwa hampir 800 ribu orang di dunia meninggal setiap tahunnya karena bunuh diri. 

Dan untuk setiap kasus bunuh diri yang berhasil, terdapat sekitar 20 kali percobaan bunuh diri yang tidak berhasil. Hal ini menunjukkan bahwa bunuh diri atau keinginan bunuh diri bukanlah perkara yang main-main dan mungkin saja hal tersebut selama ini telah terjadi di sekeliling kita. 

Namun demikian, berita baiknya keinginan bunuh diri tidak mungkin muncul begitu saja di pikiran seseorang. Butuh proses tertentu hingga akhirnya muncul keinginan bunuh diri pada diri seseorang. Hal ini berarti bahwa bunuh diri dapat dicegah. Kita masih punya waktu untuk membantu mencegah terjadinya bunuh diri pada orang-orang di sekitar kita.

Lantas, bagaimana cara kita membantu orang terdekat di sekitar kita yang memiliki keinginan bunuh diri? Apa yang dapat kita lakukan untuk mencegah mereka melakukan upaya tersebut? 

Jika ada orang yang mengatakan pada kita ingin melakukan bunuh diri, apakah hanya merupakan upaya mendapatkan perhatian ataukah memang sungguh-sungguh? Bagaimana kita merespon mereka dengan cara yang membantu dan bukannya memperparah?

Adanya tanda ingin bunuh diri, tidak berarti pasti bunuh diri, tetapi pasti butuh bantuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun