Mohon tunggu...
fatma ariyanti
fatma ariyanti Mohon Tunggu... Buruh - Citizen

Point of view orang ke-3

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Siapa yang Ingin Kau Bunuh Selanjutnya

7 Maret 2024   12:14 Diperbarui: 7 Maret 2024   14:05 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Aku benci saat orang-orang melihatku, karena itu mereka semua kubunuh. Aku tidak tahan saat mereka menatapku dengan aneh, karena itu mereka semua kubunuh. Kau pikir aku terlalu percaya diri? Tidak, justru karena aku pengecut, karena itu aku melakukannya," kata Malaikat sembari mengulurkan pisau.

"Seharusnya kau menemuiku lebih cepat," sahutku setengah sadar. Aku melirik pisau itu.

"Aku tidak menemukanmu dimanapun."

Ia melirik pisau itu dan diriku bergantian dengan raut wajah yang tidak bisa kutahu maksudnya. Tanpa kuminta, ia memberikan pisau runcingnya padaku. Aku hanya diam, membisu sembari menatapnya lama tanpa menerima pisau itu. 

"Kau ragu?" tanyanya.

"Bagaimana rasanya setelah membunuh mereka semua? Apakah luka di hatimu berubah? Apakah itu menyembuhkanmu?"

"Pertanyaan yang bagus. Mulai sekarang kau bisa mencari tahunya sendiri." Malaikat menyodorkan pisau itu semakin ke depan.

Pisau itu berkilau. Ujungnya tajam dan mengkilap di bawah bias lampu jalan. Tapi mengapa ia mendadak memberikannya padaku? Benda-benda tidak terlalu berarti. Pisau itu memiliki ruh. Terbesit dalam dadaku betapa menyakitkan setelah melenyapkan sesuatu tanpa seizinmu. Tiba-tiba Malaikat menarik pisau itu ditengah lamunan konyol. Aku terkejut.

"Apa sekarang kau punya pilihan sendiri?" tanyanya.

Aku membatu. Menundukkan kepala, menatap sepatuku yang lusuh, ah maksudku, aku bertelanjang kaki. Kakiku kotor dan dihinggapi lumut. Mana pula ruh pisau itu menancap tajam di bawah gorong-gorong jembatan tanpa lampu jalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun