kala terbit dan tenggelam
beludak netra menanti kehadirannya
penuh puja
syukur pun disampaikan tiada tara
namun
saat berada di antara
sengatnya begitu terasa
tak sedikit hujatan menghadapnya
lantas,
apa ia marah?
bermuram durja lalu sendu?
memang,
manusia seenak jidatnya
sarat puji lalu kufur
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!