Tapi kau di mana? Daku bertanya lagi, pada bulan penuh purnama
Liburan itu penting tidak penting tapi penting maka dari itu pergi liburan lah klean semua!
Rintik hujan tampak sendu .... Menunggu temu yang terasa abu-abu
Kesombongan hanya membuat kita kecil di hadapan sangat Mahakuasa
Setelah engkau pergi semua benar-benar hilang. Aku pun tak berdaya dan juga akan pergi tanpamu
Ben bertekad untuk pergi dari Boston dengan kapal laut.
ombak datang dan, mendekat sesaat menyapa tepian nan pekat kemudian, menjauh pergi dan kembali tanpa menimang butiran janji
Dulu aku pernah suka padamu, apakah kamu pernah merasakan hal yang sama?
Aku tak ingin kita berjuang tanpa ada kepastian lalu mati. Kita harus berani memilih, sebab tak ada alasan untuk saling menusuk pisau dalam sunyi
Dalam kantuk terselip harap Untuk sekedar menikmati waktu
Rindumu tidak akan pernah ada untukku. Maka pergilah
Kuhampiri wanita tua itu Dia menatapku dengan senyumnya Hatiku terasa sangat ngilu
Selamat tinggal Juni. Semoga lebih bijak lagi dalam menjalani hidup ini
Tidak ada teaser untuk puisi ini, semoga berkenan dengan kisah ini
Tapi yang berat adalah memaafkan diri sendiri bukan?
Puisi ini mendeskripsikan tentang kehidupan bahwa setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Maka dari itu belajarlah untuk menghargai sebelum ia pergi
Melepasmu begitu berat, hati menangis dan pikiran terguncang. Tak mampu merasakan akhir pahit seperti ini.
Kami kirimkan Al-Fatihah untuk nenek semoga nenek tenang di alam sana dan bertemu abak.