Rembulan setengah. Dokpri Eh eh dah pada nongkrong ya tu rembulan. Tapi masih setengah sih.
Kepadamu kutitip ruas jalan Sakumu kuletakan seperangkat jamuan malam
Tak sekedar detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun, abad Tak sebatas siang dan malam Tak terkurung oleh apa pun Tanpa ruang dan sekat
Memang Nabi secara fisik tidak hadir dalam majelis tersebut, namun secara rohani mungkin saja beliau hadir.
Putraku datang menemuikuDan rahim ku pergi meninggalkankuIni pilu dan syahduIni bahagia dan duka
Pantun perpisahan untuk Ketua Bawaslu Provinsi Kalimantan Timur yang purna tugas, Bapak Dr. Saipul
Puisi kedua dari duabelas rincian judul puisi tentang Guru, khususnya tentang Guru Rawuh. Semoga bermanfaat.
Sebagaimana datang sendiri Pulang pun sendiri Sebagaimana telanjang dari rahim Mama Pulang ke rahim bumi tanpa membawa apa pun
Lebur sudah semua degup. Merasuk segala jernih. Perih malam dalam rakaat. Mencecap rahasia jagat.
Puisi Penyambutan sepasang sosok penuh inspirasi di kompasiana: Pak Tjiptadinata dan Bu Roselina di Kota Samarinda
Puisi ketiga dari empat rincian judul puisi tentang Rencana Merinci Dirimu, khususnya tentang Dirimu Sekarang Dirimu yang akan Datang.
Memimpin untuk menumbuhkan pemimpin Kehendak lakukan pendapat menyenangkan
Terinspirasi dari kedatangan pak Joko Widodo di kabupaten Ngada
Rindu selalu datang setiap waktu namun selalu memuncak ketika akan tiba senja, meski tak selalu mengejawantah.
Memang tidak datangdua kali, tapi yang tulusakan mencoba berkali-kali.
Hidup tak seindah itu. Selalu ada duka dan tawa pada setiap rasa.
Puisi sederhana ini berisi tentang arah datang dan perginya khayalan jenis keenam yaitu berasal dari luar lalu masuk ke diri dan kemudian ke luar.
Hati yang kemarin terisi berganti dengan catatan yang penuh peringatan
Namamu tinggal kenangan jika tak kau benahiTenang tentram pasti kau jumpaiUsia yang tersisa jadikan lebih berartiNurani yang tulus ajaklah berdamaiGag