Mohon tunggu...
Andrean
Andrean Mohon Tunggu... Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Bina Bangsa

Seseorang yang gemar menulis dan selalu ingin terus mendalami dunia kepenulisan baik Creative Writing, Factual Writing, dan Academic Writing.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Krisis Keluarga Hirako

25 Maret 2025   23:17 Diperbarui: 25 Maret 2025   23:17 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: unsplash.com

"Oh ini, aku beli bang, mengumpulkan uang dari hasil minta-minta selama lebih dari dua tahun lamanya. Pasti abang kira aku mencuri, yang pasti aku tidak akan pernah mengambil hak-hak milik orang lain meskipun memang aku seorang gelandangan miskin dan tidak punya siapa-siapa." Ia terus bergumam hingga Raka memotong ucapan rival.

"Val gua malu deh sama lu, hidup sendiri tapi masih bisa cari uang tanpa merepotkan orang lain, sedangkan gua bisa apa anak manja yang tahunya minta duit ngabisin duit begitu saja terus." Raka berkeluh kesah menatap langit yang kian menguning.

"Ehmm...Abang dari pada puyeng memikirkan hidup, gimana kalau abang ikut ngamen sama Aku, abang kan juga jago kalau soal pergitaran. Kadang ada kalanya kita beristirahat sama diri kita sendiri dan mulai beraksi dengan banyak cara contohnya ya main gitar gimana?" Rival membujuk menyodorkan ukulelenya di bahu Raka.

Raka mengangguk mengiyakan ajakan anak itu, mereka pun bangkit dari duduknya pergi menaiki angkot berjalan menuju kawasan Braga. Setiba di sana mereka menginjakkan kaki di alun-alun kota Bandung mencari tempat nyaman dan tentunya dapat meraih perhatian banyak orang.

Semakin sore area alun-alun semakin ramai dipadati pengunjung, posisi mereka berdua kini berada di tengah-tengah lapangan luas dalam kerumunan menjadi pusat perhatian banyak orang. Sesekali Raka tersenyum melihat semangat Rival yang tak kenal malu dengan pakaian kucelnya. Tempat ideal beres Raka melepaskan tas yang ia gendong sedari tadi dan membuka resletingnya dan ia simpan di depan dekat kaki kananya.

Rival yang tengah girang melihat banyak orang di sekelilingnya menebarkan senyuman ramah kepada para calon penontonnya, ia menoleh bertanya "Siap bang?" Raka membalas mengaguk siap dengan ancang-ancang jari-jari tangannya yang siap memetik merdu senar-senar muda ukulelenya.

Satu, dua, tiga boom petikan ukulelenya menggema menyosor masuk telinga para pengunjung alun-alun kota, lagu "Pesawat Kertas 365 Hari"  dari grup idol JKT48 sukses Rival nyanyikan dengan syahdu dan merdu menyejukkan hati para wisatawan Kota Kembang yang kini khidmat mendengarkan lantunan musik mereka berdua.

Tak terasa hari sudah semakin sore Raka dan Rival bergegas pulang mengendong banyak uang dalam tas, mereka masih tidak menyangka para pengunjung sangat antusias dan rela memberikan sepeser uangnya kepada dua anak berusia belasan tahun ini.

"Gila bang asli, baru kali ini aku bang dapat uang sebanyak ini." Ucapnya penuh kegirangan.

"Hahaha.. ini jelas berkat suara emas lu val." Ujar Raka sembari menggandeng menarik mendekatkan tubuhnya penuh kebahagiaan.

Dua anak ini terlihat sangat akrab bak kakak beradik, umurnya pun tidak jauh berbeda, selisih umur Rival hanya tiga tahun di bawah umur Raka. Ya wajar saja mereka sudah saling mengenal enam tahun yang lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun