Lihat ke Halaman Asli

Ikhwanul Halim

TERVERIFIKASI

Penyair Majenun

Penjara Bayangan: 2. Penjara Pikiran (5)

Diperbarui: 16 Juli 2025   00:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Sebelumnya: Penjara Bayangan 2. Penjara Pikiran (4)

Tikus-tikus berlarian di sepanjang tepi selokan, dan bau kotoran manusia dengan layer lemon membuat denyutan di kepalanya semakin parah. Aishwarya melirik lengannya, tetapi dia tidak bisa melihat apakah dia berdarah dari luka tusuknya, atau dari selang infus yang telah dia cabut. Kalau parah, pengaman akan menyala, dan dia akan bisa melihat.

Dia menemukan titik masuknya yang biasa di terowongan utama, dan berjalan di sepanjang rangkaian belokan yang sudah dihafalnya, terowongan keempat di sebelah kiri, terowongan kedua di sebelah kanan, melewati tangga ekstensi yang telah dibuat seseorang sebagai jembatan darurat.

Dia mengetuk pintu Bibi Lakhsmi, bergoyang-goyang sambil menunggu Bibi mengizinkannya masuk.

"Aku punya chip-nya."

Pintu terbuka, dan Bibi berdiri di sisi lain tanpa layer Warga Negaranya.

"Oh, Nak."

Aishwarya mengikuti tatapan Bibi. Di belakangnya, tiga Penjaga muncul entah dari mana. Mereka telah menyaring diri dari indra Aishwarya dengan PIP-nya. Dia tidak tahu bahwa mereka mengikutinya. Dia langsung membawa mereka ke Bibi.

Semuanya terlalu mudah.

"Serahkan barang curian itu."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline