Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Alam Ini Butuh Padu Serasi dari Kita

15 Oktober 2025   14:09 Diperbarui: 15 Oktober 2025   18:15 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belajar secara langsung di Hutan. (Foto dok. Simon Tampubolon/Yayasan Palung).

Tidak bisa disangkal, alam semesta sebagai rumah bersama, tempat hidup bagi sebagian besar makhluk hidup lainnya.

Sebagai rumah bersama, tentu alam ini membutuhkan/butuh/memerlukan padu serasi (harmoni) dari semua kita.

Sebagai tempat hidup, mencari makan dan berkembang biak bagi sebagian besar makhluk hidup, tentu alam lingkungan pun perlu berlanjut kiranya.

Tampaknya, kita sudah semakin sering menyaksikan alam yang semestinya perlu padu serasi (harmoni) oleh kita, Namun, kita acap kali menyakitinya.

Alam memberi, kita yang harusnya menjaga dan memelihara namun sebaliknya kita tanpa henti berulah menyakitinya tanpa henti hingga hari ini. Itu realitanya yang ada saat ini.

Bukankah alam memberi sumber hidup bagi sebagian besar bagi kita, lingkungan kita dan makhluk hidup lainnya. Mengingat, ia memberi tanpa henti, tetapi kita pun diingatkan untuk menjaga dan merawatnya dengan cara-cara sederhana dari kita.

Tentu, sebagai sumber hidup, alam ini membutuhkan harmoni. Ya, membutuhkan harmoni karena kita semakin lupa makna sejati alam ini memberi kepada kita.

Kita pun sudah semakin sering ego dan merasa yang paling dari segalanya. Padahal, alam lah segalanya bagi sebagian besar makhluk. Kita tak jarang membabi buta dengan Tindakan-tindakan yang kita buat, lihatlah tidak sedikit hutan alam ini rebah tak berdaya, kita pun seolah-olah tanpa bersalah dan berdosa. Dalam hal ini ada untung bagi sebagian orang, ada buntung bagi Sebagian besar kita dan makhluk lainnya.

Kita pun sudah semakin abai, melihat tingkah dan polah sesama kita ataupun oleh tindakan kita sendiri. Kita sering menertawai pongah dan egonya kita kepada orang lain. Penderitaan, jerit, tangis akar rumput sering kali berhadapan dengan mengorbankan hutan, alam dan bumi ini.

Sebuah pertanyaan, kiranya selalu menggema kepada semua. Mengapa kita saling membutuhkan dan padu serasi dengan alam?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun