"Menurutku Stanley ini, kalaupun harus menjadi loper koran, tukang babat rumput, tukang service AC dan sedot WC ke rumah Jenny, pasti akan dijabaninya juga."
Sudah hampir dua bulan ini aku menganggur. Awalnya sih enak-enak saja, tapi enaknya itu ternyata cuma dua minggu saja. Setelah itu aku malah bingung tidak tahu mau ngapain.
Yang iyanya badanku malah jadi kaku karena kebanyakan mager. Kebanyakan mager takutnya nanti malah terkena penyakit entjok, turun berok, angin duduk, wasir, panu dan kurap!
Decimus Juvenalis, dalam karyanya, Satire X, berkata, "Mens sana in corpore sano." Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat.
Mulailah aku dengan jogging di pagi hari. Kalau tidak sempat pagi, aku lebih memilih jogging di malam hari agar aman dari sengatan matahari. Jogging malam pastinya beda dengan lari malam, apalagi lari dari kenyataan bro. Yang pastinya tujuan dari jogging ini adalah untuk mengecilkan lingkar perut yang mulai membesar.
Aku sebenarnya agak heran juga melihat bapakku ini. Aku tidak ditawarinya pekerjaan di tempatnya ataupun di tempat temannya. Padahal dulu sewaktu aku mau bekerja untuk pertama kalinya di Perkebunan kelapa sawit, aku ditawari beberapa pekerjaan agar aku tidak pergi ke Kalimantan.
Atau mungkin pikirnya aku ini tidak mau bekerja lagi? Ya sudahlah, aku juga gengsi untuk merengek meminta pekerjaan. Aku jadi ingat kata politisi dari Senayan sana, "Kalian anak muda mikir dong, sekolah tinggi-tinggi hanya untuk menjadi pegawai kantoran. Ya jelas gak cukup lowongan pekerjaan dengan tenaga kerja! Do something, create something please?"
Hah! Aku terkesiap. "Ashiaaap!" Besok aku mau jual gorengan saja. Setidaknya aku butuh dua orang pegawai. Satu tukang goreng, satunya lagi tukang beres-beres. Aku jadi bos merangkap kasir. Artinya aku kini menjadi seorang entrepreneur. Entrepreneur gorengan yang membuka lapangan pekerjaan, hehehe.
Yah ela, elo kemaren jual traktor. Sekarang banting setir koq jual gorengan? Hahaha
Bodo amat!
***
Akhir-akhir ini Jenny terlihat sibuk. Sebenarnya ia memang mempunyai kesibukan rutin setiap bulannya. Aku saja yang tidak pernah menyadarinya, karena kebetulan aku juga selama ini menjadi orang super sibuk.
Akhir pekan kami biasanya menghabiskan waktu bersama. Sebagian besar dengan bermalas-malasan saja karena sehari-hari aku bekerja terkadang bak romusha, pergi pagi pulang pagi. Jadi akhir pekan memang menjadi waktu yang kami tunggu-tunggu. Â