Masih terngiang obrolan sederhana dengan anak kedua saya yang masih duduk di kelas 7. Bermaksud ingin menegurnya, namun justru jawabannya membuat saya tertegun.
Saat itu saya melihatnya terlalu lama menatap layar ponsel. Jawaban cepat yang disampaikannya adalah: "Tapi, Pa, aku nonton di YouTube, katanya cahaya biru HP nggak bahaya selama ada night mode. Itu dokter yang bilang."
Sekilas, tidak ada yang salah dengan kalimat itu. Bahkan saya hampir mengiyakan, karena terdengar masuk akal. Tapi yang membuat saya terkejut bukan isi pernyataannya, melainkan cara ia meyakininya, seolah apa yang ia tonton di YouTube adalah kebenaran mutlak.
Saat itu saya terdiam. Ada semacam "tamparan halus" di hati saya: apakah anak saya sudah sedemikian rupa dikuasai oleh opini-opini yang ia lihat di YouTube, TikTok, atau media sosial lainnya, hingga suara saya sebagai orangtua menjadi sekadar pelengkap, bukan acuan utama?
Pertanyaan itu terus berputar di kepala saya. Apakah ini sesuatu yang berbahaya? Bukankah informasi di internet juga penting dan berguna bagi mereka? Benar, informasi memang baik. Namun, ada dua hal penting yang seharusnya menyadarkan kita sebagai orangtua:
- Pertama, tidak semua informasi yang mereka terima itu benar.
- Kedua, orangtua sering kali menjadi pilihan kedua, ketiga, bahkan terakhir ketika anak mencari kebenaran.
Izinkan saya mulai dari hal yang pertama...
Tidak Semua Informasi Itu Benar
Kini kita hidup di masa ketika siapa pun bisa menjadi "ahli" dalam waktu tiga menit. Cukup dengan kamera, nada bicara meyakinkan, dan sedikit potongan fakta yang tampak ilmiah.
Video singkat yang dikemas rapi sering kali lebih menarik daripada penjelasan panjang dari orangtua atau guru. Masalahnya, menarik bukan berarti benar, dan viral bukan berarti valid.
Anak-anak kita tumbuh di dunia yang dipenuhi informasi tanpa filter. Di sana, kecepatan sering mengalahkan ketelitian. Mereka tidak selalu tahu bagaimana membedakan mana opini pribadi, mana data yang benar-benar diuji.
Di sinilah sesungguhnya peran orangtua menjadi begitu penting, bukan untuk melarang mereka mencari informasi, tetapi untuk menuntun cara mereka memeriksa kebenaran.