Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Seandainya Pejabat Kita Rajin Baca Buku Maka 5 Hal Ini Bisa Tercipta

25 September 2025   22:47 Diperbarui: 25 September 2025   22:47 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Koleksi buku-buku di Post Bookshop (KOMPAS.com/Ryan Sara Pratiwi)

Tanpa literasi atau membaca buku, pejabat hanya melahirkan kebijakan reaktif, dangkal, dan jangka pendek.

Saya mengutipkan pernyataan indah yang diberikan Kompasiana pada ajakan untuk menulis dengan topik pilihan "Darurat Baca Pejabat Kita....." sebagai  semacam gagasan pokok pada tulisan ini.

Sebagai seorang rakyat jelata rasa-rasanya sulit untuk memberikan semacam nasehat kepada para pejabat. Apalagi nasehat itu juga diberikan dalam bentuk sebuah tulisan. Apakah mereka akan membacanya? Sebab pada dasarnya mereka sendiri tak memiliki kebiasaan untuk membaca! 

Lantas siapa yang akan menyampaikan kepada mereka nasehat yang para Kompasianer sampaikan melalui Komunitas Kompasiana ini?

Untuk itu saya memilih memberikan semacam nasehat itu dalam pilihan kata-kata mutiara yang mungkin ketika muncul di beranda mereka, mereka tidak men-skip-nya, tetapi akan membacanya karena berupa kata-kata mutiara yang indah.

Mudah-mudahan praandaian saya ini benar. Dan ternyata kalau benar maka saya telah memenangkan para pejabat itu untuk mulai membaca dan membaca. 

Mencintai buku dan mengoleksi buku-buku bermutu lebih penting daripada mengoleksi jam tangan yang mahal harganya dan sejumlah barang mewah yang gampang dicuri atau dijarah orang. 

Bayangkan ada berapa buku berkualitas yang dijarah para demonstran pada akhir Agustus lalu? Tidak ada berita bahwa seorang pejabat yang rumahnya dijarah itu kehilangan buku bacaan bermutu. 

Sebaliknya yang diberitakan adalah ada pejabat kepolisian yang menyita beberapa jenis buku yang diklaim sebagai "Bacaan Anarkis" sebagaimana diberitakan Tempo, 20 September 2025. 

Ada lima buku yang disita POLRI yakni Pemikiran Karl Marx karya Prof. Franz Magnis Suseno; Anarkisme karya Emma Goldman; Kisah Para Diktator karya Jules Archer; Apa itu Anarkisme Komunism karya Alexander Berkman; dan Strategi Perang Gerilya karya  Che Guevara.

Berikut 5 (lima) hal yang bisa tercipta bila para pejabat kita rajin membaca dan mengoleksi buku yang tepat dan bermutu:

1.   Memiliki Pengetahuan yang benar

"Untuk mengetahui seni atau sains, kamu harus memiliki pengetahuan yang lengkap dan untuk memiliki pengetahuan yang benar, kamu membutuhkan buku yang tepat."

Dengan membaca buku kita dapat mentransfer pengetahuan yang dimiliki penulis atau yang disharingkan melalui tulisannya sehingga kita memiliki pengetahuan baru.

Seorang pejabat yang suka membaca buku demikian akan mendapatkan pengetahuan baru yang berguna untuk pelaksanaan tugasnya.

"Lebih baik membaca dan mengetahui sesuatu yang baru daripada memikirkan dan merenungkan sesuatu yang tidak benar."

2.  Menambah Banyak Pengalaman yang diperoleh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun