Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Penjara Bayangan: 2. Penjara Pikiran (5)

16 Juli 2025   10:10 Diperbarui: 16 Juli 2025   00:40 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Sebelumnya: Penjara Bayangan 2. Penjara Pikiran (4)

Tikus-tikus berlarian di sepanjang tepi selokan, dan bau kotoran manusia dengan layer lemon membuat denyutan di kepalanya semakin parah. Aishwarya melirik lengannya, tetapi dia tidak bisa melihat apakah dia berdarah dari luka tusuknya, atau dari selang infus yang telah dia cabut. Kalau parah, pengaman akan menyala, dan dia akan bisa melihat.

Dia menemukan titik masuknya yang biasa di terowongan utama, dan berjalan di sepanjang rangkaian belokan yang sudah dihafalnya, terowongan keempat di sebelah kiri, terowongan kedua di sebelah kanan, melewati tangga ekstensi yang telah dibuat seseorang sebagai jembatan darurat.

Dia mengetuk pintu Bibi Lakhsmi, bergoyang-goyang sambil menunggu Bibi mengizinkannya masuk.

"Aku punya chip-nya."

Pintu terbuka, dan Bibi berdiri di sisi lain tanpa layer Warga Negaranya.

"Oh, Nak."

Aishwarya mengikuti tatapan Bibi. Di belakangnya, tiga Penjaga muncul entah dari mana. Mereka telah menyaring diri dari indra Aishwarya dengan PIP-nya. Dia tidak tahu bahwa mereka mengikutinya. Dia langsung membawa mereka ke Bibi.

Semuanya terlalu mudah.

"Serahkan barang curian itu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun