Mohon tunggu...
Dimas Ammar
Dimas Ammar Mohon Tunggu... Mahasiswa Akuntansi

Doing the best i can in studying accounting

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kebijakan Cukai Rokok, Pendapatan atau Risiko?

21 September 2025   15:33 Diperbarui: 21 September 2025   15:33 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cukai Rokok; Sumber: Antarafoto

Ketiga, digitalisasi pita cukai. Pita cukai konvensional mudah dipalsukan, sementara Filipina terbukti berhasil menekan peredaran rokok ilegal hingga 85 persen setelah menerapkan pita digital dengan kode QR pada 2014 (World Bank, 2019).

Keempat, optimalisasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). Pada 2023, jumlahnya mencapai Rp5,47 triliun, namun penggunaannya kerap dianggap tidak fokus pada kesehatan. Dana ini semestinya diarahkan untuk membiayai layanan BPJS terkait penyakit akibat rokok, memperluas edukasi di sekolah, dan membantu petani mencari alternatif ekonomi.

Terakhir, transparansi dan keterlibatan publik. ASEAN Tobacco Control Atlas (2022) menilai rendahnya transparansi membuat kebijakan tembakau di Indonesia kurang efektif. Laporan tahunan yang terbuka soal pemanfaatan DBHCHT bisa menjadi langkah awal agar publik dapat menilai capaian kebijakan secara objektif.

Penutup

Paradoks kebijakan cukai rokok memperlihatkan dilema besar bagi Indonesia. Di satu sisi, industri ini menyumbang penerimaan negara dan membuka lapangan kerja. Di sisi lain, konsumsi rokok menimbulkan kerugian kesehatan dan produktivitas, sementara peredaran rokok ilegal merusak tujuan fiskal dan perlindungan masyarakat.

Dengan pengawasan yang lebih ketat, penerapan pita digital, pemanfaatan dana cukai yang tepat sasaran, serta transparansi yang melibatkan publik, kebijakan cukai rokok dapat menjadi instrumen yang tidak hanya menambah kas negara, tetapi juga melindungi generasi mendatang dari bahaya tembakau.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun