Judul tulisan ini memang terkesan provokatif. Tapi, itulah adanya. Terutama di negeri kita, Indonesia.
perihal larangan menjual rokok ketengan keppada konsumen
Saya adalah termasuk perokok berat, dalam sehari bisa menghabiskan dua bungkus rokok dengan komposisi 2,2 mg nikotin dan 31 mg tar.
Kukira hanya senyummu yang bikin candu, ternyata rokok juga ya. Kalau disuruh nggak makan/merokok, lebih baik ku pilih tidak makan, ujar perokok aktif
Naiknya harga cukai membuat masyarakat pengguna rokok dan Vape menjadi kesulitan
Jauhi rokok, karena itu membunuhmu. Dekati saja aku, karena aku akan mencintaimu. Harga rokok mahal masih dibeli, aku yang sabar tidak kamu dekati
Mulai 1 Januari 2023, Kementerian Keuangan telah sepakat untuk menaikkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) atau yang dikenal dengan cukai rokok.
Harga rokok tinggi, maka di pasaran beredar rokok murah. Ilegal? Mungkin! Meskipun demikian saya tidak mau menerima tawaran merokok. Kapok! Kenapa?
Pendapatan pajak rokok merupakan salah satu penyumbang pendapatan tertinggi negara karena itu pengusaha diharuskan membayar cukai.
Mungkin Presiden Jokowi hanya mencoba untuk lebih idealis dengan membuat peraturan yang sebenarnya dibenci dari pihak pengusaha maupun rakyat kecil
Mendengar pengumuman dari pemerintah pusat, tetang kenaikan harga tarif cukai rokok. Orang miskin seperti ku, hanya bisa pasrah.
Tahun 2023 Kebijakan Pemerintah Melarang Penjualan Rokok Batangan
Fenomena yang kita bisa lihat sekarang adalah peringatan tertulis dan bergambar saja, masih belum cukup untuk meminimalisir pembelian rokok
Tangselpos.idPemerintah sepertinya sedang kebingungan menurunkan tingkat prevelansi perokok di Indonesia, khususnya pada anak-anak dan remaja.Saking b
Perilaku seorang bapak yang tidak bisa dibenarkan, apalagi di perjalanan lalu lintas yang kendaraan sedang lalu lalang.
Bea masuk adalah pungutan negara berdasarkan undang-undang kepabeanan yang dikenakan terhadap barang ang impor.
Cukai rokok naik? tidak berarti apa-apa. Perokok tetap merokok
Sudah saatnya berhenti merokok, demi mewujudkan kesehatan dan kesejahteraan
Meskipun sudah berstatus purnabakti, saya relatif sering berkunjung ke kantor yang sempat demikian lama menjadi tempat saya bekerja.
Bagi penikmatnya, dalam keadaan kepepet, rokok merek apa saja jadi. Asalkan melihat bara kala diisap. Pun menyaksikan asap putih saat diembuskan.