Mohon tunggu...
Aminah
Aminah Mohon Tunggu... Jurnalis - Pelajar di SMAN 1 Kelumpang Hilir

Teruslah menjejak sampai kaki tak lagi mampu berpijak.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Siklus Kehidupan

6 Oktober 2019   15:04 Diperbarui: 6 Oktober 2019   15:16 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Oleh : Aminah (Amira Armita Putri)

Laksana malam yang berganti pagi di saat mentari mulai menampilkan diri. Gelap perlahan menjadi terang . Hawa dingin mulai berganti menciptakan kehangatan. Kemudian dari pagi berajak siang, yang hangat berubah menjadi panas karena teriknya sinar matahari. Yang awalnya terang hanya sebatas terawang berubah menjadi kesilauan. Kemudian tiba saatnya petang . Yang awalnya silau kemudian berubah menjadi temaram. Dan akhirnya kembalilah lagi pada malam. Yang di mana itu terkadang dipenuhi bintang dan bertemankan rembulan , dan terkadang langit gelap pekat karena awan hitam.

Dari manapun kita memulainya, kita akan kembali bertemu dengan asal mulanya. Karena ini adalah siklus kehidupan, terus berputar dan berputar melintasi rotasi roda kehidupan. Dan seperti roda yang diputar, lama kelamaan pasti roda akan bertemu kembali ke titik di mana ia mulai berputar.

 (ini bukan puisi)

Kotabaru, 17 April 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun