Mohon tunggu...
Ali Musri Syam
Ali Musri Syam Mohon Tunggu... Sekretaris - Belajar Menulis

Pekerja, menyukai sastra khususnya puisi, olahraga khususnya sepakbola, sosial politik. Karena Menulis adalah cara paripurna mengeja zaman, menulis adalah jalan setapak menjejalkan dan menjejakkan kaki dalam rautan sejarah, menulis menisbahkan diri bagi peradaban dan keberadaban. (Bulukumba, Makassar, Balikpapan, Penajam Paser Utara) https://www.facebook.com/alimusrisyam https://www.instagram.com/alimusrisyam/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Hujan di Matamu

25 Juni 2021   21:31 Diperbarui: 25 Juni 2021   21:55 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hujan di Matamu

Kulihat sembab kedua kelopaknya
Seperti awan hitam tak mampu menampung udara

Kupandangi berulang-ulang
Hingga tak mampu lagi kubendung

Betapa berat bulir air itu
Tak tertahankan hingga meleleh dipipimu

Matamu kini menjelma hujan
Di pelupuknya tercipta genangan

Berat beban menumpuk di kepalamu
Berat bebanmu mampu kutampung di pundakku

Di luar juga sedang hujan
Kita masih menakar dugaan-dugaan

Di matamu belum juga berhenti menetes
Hingga makin menjadi-jadi isak tangis

Atap beranda ini cukup kuat menadah hujan
Dada ini masih sanggup menahan kesedihan

Disini saja hingga waktunya tiba
Aku ada bersama segala hal yang kau rasa

Jangan pernah menghawatirkan reda
Hujan di matamu dan hujan alam akan rampung bersama-sama

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun